Surat Pastoral

Ucapan dan Alami

Sebagai orang percaya kita memiliki hak istimewa untuk menerima dan mengalami janji-janji Tuhan melalui iman

Namun kita perlu memahami bahwa iman adalah sesuatu yang aktif, bukan sekadar keyakinan yang bersifat pasif tentang apa yang kita inginkan untuk terjadi. Iman yang aktif digerakkan oleh beberapa hal, salah satu yang terpenting adalah melalui perkataan. Dalam berbagai kesempatan Tuhan Yesus secara khusus mengajar para murid untuk dapat “mengaktifkan” iman yang menghasilkan mujizat,yaitu melalui perkataan. Perkataan yang diucapkan dengan penuh keyakinan, dapat menghasilkan hal-hal yang luar biasa. Oleh karena itu ada beberapa halyang perlu kita perhatikan berkenaan dengan katakata yang kita ucapkan sehari-hari dalam kehidupan:

1. Kemampuan yang Ilahi

Kemampuan untuk mengucapkan sesuatu yang ada dalam pikiran adalah kemampuan ilahi yang bersumber dari Allah sendiri. Tidak ada makhluk lain yang memiliki kemampuan ini selain manusia. Kemampuan untuk memperkatakan sesuatu dari apa yang diyakini merupakan bagian dari citra Allah yang diberikan kepada manusia. Bukan hanya kemampuan berkata-kata saja yang diturunkan kepada manusia, tapi kuasa Ilahi yang menyertai perkataan itu juga turut serta diturunkan kepada kita. Sebagaimana Allah berfirman, manusia berkata-kata. Sebagaimana firman Allah berkuasa, demikian juga dengan katakata kita.Kita perlu belajar untuk memperkatakan apa yang akan dan harus terjadi, bukan sekadar memperkatakan apa yang sudah terjadi.

2. Berpusat pada Allah

Kita perlu mengingat kembali fakta bahwa seluruh alam semesta ini terjadi melalui ‘perkataan’ dari Tuhan kita yang diucapkan dengan keyakinan yang sempurna tentang siapa diri-Nya dan apa yang dapat dilakukan-Nya. Hal yang sama juga berlaku bagi kita, setiap perkataan iman yang kita lontarkan juga harus dilandasi dengan sebuah keyakinan tentang siapa Allah dan apa yang dapat dilakukan-Nya bagi orang yang percaya. Dengan kata lain, setiap perkataan kita sebenarnya didengar oleh Tuhan dan tertuju baik secara langsung atau tidak langsung kepada-Nya. Itu sebabnya tanpa pengenalan akan Allah dan firman-Nya, maka kita akan melontarkan kata-kata yang kosong dan sia-sia, yang pada akhirnya juga harus kita pertanggungjawabkan di hari penghakiman (Mat 12:36)

3. Menentukan apa yang akan terjadi

Yakobus dengan hikmat Roh Kudus menyamakan lidah dengan kemudi kapal atau kekang pada kuda. Tidak peduli kemana angin berhembus, atau sebesar apa kekuatan kehendak seekor kuda, kemudi kapal dan kekang pada mulut kuda yang mengendalikan segala sesuatu. Apa yang kita alami hari ini, ditentukan oleh apa yang kita perkatakan di masa lampau. Di mana kita berada hari ini, sesungguhnya adalah hasil dari ‘kemudi’ lidah kita di masa lalu. Namun sayangnya di sisi lain, lidah kita begitu sulit dikendalikan. Ia digambarkan seperti api yang berasal dari neraka,sesuatu yang buas, tak terkuasai, penuh racun mematikan (Yakobus 3:6-8). Tidak heran banyak dari kita tidak menerima dan mengalami hal-hal yang baik yang telah disediakan Tuhan, karena lidah yang tidak terkendali mengarahkan seluruh perahu kehidupan kita pada arah yang salah.

Mari kita terus melatih dan menggunakan perkataan kita dengan tepat dan benar, agar kita benar-benar mengalami apa yang Tuhan janjikan secara penuh.Kalimat Tuhan Yesus ini hendaklah terus terngiang dalam hati kita, “Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata..., dan takkan ada yang mustahil bagimu.” (Matius 17:21) Tuhan memberkati kita semua.

Oleh:Agus Lianto

Share This Post:
 
Sinode Gereja Kristen
Perjanjian Baru
  • Address:
    MDC Hall, Wisma 76 Lt. 26
    Jl. S. Parman Kav. 76 Slipi
    Jakarta Barat 11410
  • Phone: (+6221) 53690033
  • Fax: (+6221) 53690055
 
 
© 2016. «GKPB MDC