Surat Pastoral

Doa Terobosan

Di dalam kehidupan selalu ada kemungkinan kita akan berhadapan dengan tembok tembok yang menghalangi langkah maju kita, pintu-pintu yang tertutup, belenggu-belenggu yang mengikat, sikap-sikap yang tidak bersahabat, dan hati yang keras yang sepertinya sulit untuk diubahkan, kondisi-kondisi yang sepertinya menjadi pembatas bagi kemajuan hidup kita, kondisi atau situasi yang terkadang bias membuat kita frustrasi dan putus asa.

Cerita tentang kemenangan besar yang dialami oleh Yosafat dan orang-orang Yehuda mengingatkan kita tentang Allah dan kebesaran kuasa-Nya, karena sekalipun mereka berada di dalam keadaan yang terjepit, di dalam keterbatasan, sekalipun jumlah musuh yang harus dihadapi lebih banyak dari tentara yang dimilikinya, sekalipun sebagian besar rakyat yang dipimpinnya berada di dalam ketakutan, keadaan-keadaan tersebut ternyata tidak dapat menghalangi mereka untuk mengalami kemenangan, mengapa? Sebab Allahlah yang berperang dan memberikan kemenangan kepada mereka.”

Apa yang membuat Yosafat dan orang-orang Yehuda akhirnya mengalami perkara yang luar biasa itu? Saat Yosafat mengalami ketakutan, dia mengambil keputusan untuk mencari Tuhan (berdoa) dan menyerukan kepada seluruh Yehuda untuk berpuasa. Sikap hati seperti apa yang tergambar di dalam doa yang dinaikkan oleh Yosafat sehingga dia mengalami terobosan bagi bangsanya?

1. Hidup benar dihadapan Tuhan -2 Tawarikh 17: 3-4 “Dan TUHAN menyertai Yosafat, karena ia hidup mengikuti jejak yang dahulu dari Daud, bapa leluhurnya, dan tidak mencari Baal-baal, melainkan mencari Allah ayahnya. Ia hidup menurut perintah perintah-Nya dan tidak berbuat seperti Israel.” Yesaya 59:2 Dikatakan yang menjadikan penghalang untuk Allah menjawab doa kita adalah dosa kita.

2. Mengakui kebesaran Allah dan memuji perbuatan-Nya yang besar - 2 Tawarikh 20:6,7. “Setelah menaikan pujian akan kebesaran Allah, Yosafat yakin bahwa Allahnya lebih besar dari setiap permasalahan yang dihadapinya.” Seringkali saat kita menghadapi masalah, kecenderungan kita adalah mengeluh, mengapa? Karena kita cenderung melihat masalah kita lebih besar dari Allah yang kepada-Nya kita berdoa, masalah yang menyebabkan banyak orang tidak pernah mengalami terobosan dalam kehidupan mereka.

3. Menceritakan kepada Tuhan setiap permasalahan yang dialami – 2 Tawarikh 20:10-11. Sering kalikita cerita masalah kita kepada orang lain yang sering berakhir dengan kekecewaan. Ketika kita curhat sama Tuhan, maka pasti ada solusinya.Di dalam Tuhan pasti ada jalan keluar.

4. Berserah. Ayat 12 berserah bukan menyerah. Yosafat, seorang raja atas Yehuda, seorang yang saleh, seorang yang kaya – seorang yang dihargai oleh rakyatnya, berani mengakui dihadapan Allah:“Kami tidak berdaya.” Dia benar-benar menyadari bahwa tanpa pertolongan Tuhan tidak akan mampu. Yohanes 15: 5 di luar Tuhan kita tidak dapat melakukan apa-apa, ketika ia sepertinya tidak tahu harus berbuat apa, dia memilih untuk berserah kepada Tuhan dengan sepenuh hatinya.

Tembok tebal yang menghalangi, kekurangan yang ada pada diri sendiri, sikap-sikap yang tidak bersahabat, keragu-raguan kita, kecemasan kita, kekuatiran kita, kegagalan-kegagalan yang kita pernah alami, belenggu-belenggu yang mengikat, hati yang keras sepertinya sulit untuk diperbaharui, dan masih banyak hal-hal lain yang sulit, berat, rumit, keadaan-keadaan yang mungkin dapat membuat kita berpikir untuk putus asa dan menyerah, di dalam situasi seperti itu kita harus tetap percaya bahwa ada Tuhan Yesus. Karena ada Tuhan, maka dalam sikap rendah hati datanglah kepada-Nya dan berseru di dalam doa, dan lakukanlah firman Tuhan di dalam iman, dan percayalah bahwa tidak ada suatu keadaan apa pun yang tidak dapat ditembus oleh kuasa Tuhan.

Penulis: Listiarini

Share This Post:
 
Sinode Gereja Kristen
Perjanjian Baru
  • Address:
    MDC Hall, Wisma 76 Lt. 26
    Jl. S. Parman Kav. 76 Slipi
    Jakarta Barat 11410
  • Phone: (+6221) 53690033
  • Fax: (+6221) 53690055
 
 
© 2016. «GKPB MDC