Surat Pastoral

Perbaiki sumbernya

Sebuah rumah dengan perabotan bagus dan tertata indah didalamnya , namun ada bagian langit-langit yang terbuka karena rusak. Suatu hari datanglah hujan lebat sehingga air hujan masuk mengotori seluruh rumah dan membuat isi rumah tersebut berantakan.

Setelah hujan berhenti si pemilik rumah membersihkan rumahnya, mengambil kotoran yg ada, membersihkan air yang masuk, membersihkan perabotan rumah satu demi satu dan mengganti yang rusak. Perlu waktu seharian untuk membersihkan rumahnya dan mengganti perabotan yg rusak. Sebelum pekerjaan itu semua beres datang lagi hujan lebat sehingga air masuk kembali menyebabkan perabotan rumahnya kembali kotor dan berantakan. Demikian terus berlangsung berulang –ulang sampai akhirnya si pemilik rumah kelelahan dan menyerah . Mungkin Anda berpikir bahwa ini suatu gambaran yang aneh . Mengapa si pemilik rumah tidak menutup lubang yang diatas, tetapi malah sibuk membersihkan rumah dan perabotannya. Padahal apa gunanya perabotan dibersihan kalau lubang tidak ditutup.

Keanehan seperti dalam gambaran itu juga yang sebetulnya terjadi pada kehidupan banyak orang yang berusaha memperbaiki kehidupannya tetapi tidak memperbaiki sumbernya. Untuk memberbaiki kehidupan, kita harus memperbaiki sikap dan utk memperbaiki sikap kita harus memperbaiki cara berpikir kita. Kita tidak bisa melepaskan diri dari kebiasaan buruk hanya dengan melawanya terus menerus. Habit atau kebiasaan, didefinisikan dalam American Journal of Psychology sebagai “cara berpikir yg sudah tetap yang lebih atau kurang sama, kemauan atau perasaan yang diperoleh melalui pengulangan pengalaman mental." Artinya kebiasaan buruk akan menyebabkan orang melakukan tindakan salah yang berulang dan kebiasaan buruk ini selalu berhubungan dengan pola berpikir yang salah dan keyakinan diri yang keliru. Itu sebabnya untuk memperbaiki kebiasaan buruk harus dimulai dengan memperbaiki wrong beliefes (keyakinan yang salah), pola pikir yang salah.

Firman Tuhan mengatakan bahwa : “karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Efesus 6 : 12. Kita harus menyadari bahwa semua kebiasaan buruk sesungguhnya adalah masalah rohani, bukan hanya sekedar kelemahan atau kekhilafan. Jadi menyelesaikan masalah cara berpikir yang salah untuk mengubah semua kebiasaan buruk tidak dapat dilakukan hanya dengan tekad dan ide baik diperlukan kuasa kebenaran Firman Tuhan. Masalah rohani harus diselesaikan dengan yang rohani juga . Seperti kata Firman Tuhan : ” Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Efesus 6:13.

Renungan dan Penerapan


Pokok-pokok Doa

Penulis: Petrus Nawawi

Share This Post:
 
Sinode Gereja Kristen
Perjanjian Baru
  • Address:
    MDC Hall, Wisma 76 Lt. 26
    Jl. S. Parman Kav. 76 Slipi
    Jakarta Barat 11410
  • Phone: (+6221) 53690033
  • Fax: (+6221) 53690055
 
 
© 2016. «GKPB MDC