Jawa Barat

Janganlah engkau menolak didikan Tuhan ..... karena Tuhan memberi ajaran kepada yang dikasihiNya.(Amsal 3:11-12)

Dalam kehidupan ini, ada dua sekolah. Sekolah akademik dan sekolah kehidupan. Sekolah akademik kita raih di bangku pendidikan, sedangkan sekolah kehidupan kita akan raih selama kita masih hidup. Dalam sekolah akademik, gurulah sebagai orang pendidik kita , sedangkan sekolah kehidupan adalah Allah-lah sebagai guru kita.

Renungan kita dimulai dengan sebuah penyataan yang mengatakan bahwa Allah adalah guru yang mengajar kehidupan. Pengajaran Allah bisa melalui pergumulan, kejadian dan kesaksian dari orang lain. Dari hal tersebut kita diminta untuk menerima setiap hikmad dari pergumulan, peristiwa dan kesaksian, serta menerapkanya dalam hidup ini.

Salah satu tindakan yang tidak meyenangkan kehendak Allah adalah menolak didikan Allah tersebut bahkan mengatakan hal ini terjadi atau disebabkan karena Allah. Benarkah hal tersebut ?

Semua yang ada di dunia ini, sudah diatur oleh kehendak dan kemauan dari Allah. Dan Allah melakukan tersebut karena Allah mengasihi kita. Apapun yang kita alami melalui panca indera kita, secara normal, mengajarkan bahwa Allah itu mengasihi kita.

Hal tersebut dilakukan Allah supaya umatnya sadar agar tidak mengulangi lagi bahkan menyatakan berbuat lebih baik karena Allah mengasihi kita. Tentu orang yang mengasihi Allah bertindak lebih baik dibanding orang yang belum mengasihi Tuhan.

Renungan dan Penerapan


Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! ( I Korintus 9:24 )

Paulus dalam surat korintus ini, ingin menyamakan pertandingan iman dengan seorang atlet. Setiap atlet pasti memiliki keinginan untuk menjadi juara. Cara yang dilakukan untuk menjadi juara adalah berlari begitu rupa.

Nah bagaimana dengan kehidupan kerohanian kita ?

Yang pertama yang perlu kita sadari adalah siapakah diri kita. Banyak orang tidak menyadari siapa kita maka dia tidak tahu arah apa yang akan kita lakukan, dengan kita mengetahui siapa kita maka kita bisa mengetahui langkah apa yang harus kita raih. Dalam hal ini kita adalah seorang atlet iman. Seorang atlet yang diberi hak dalam mengikuti pertandingan iman.

Yang kedua, kita pun harus memiliki kesadaran bahwa kita harus kerinduan menjadi juara. Tanpa kita menyadari akan kerinduan akan menjadi sang juara maka kita akan mengalir. Kalau kita memiliki kerinduan untuk menjadi juara maka akan terbentuk dari mentalitas kehidupan kita seperti kedisiplinan.

Yang ketiga, teruslah berupaya. Kegagalan dan tidak mengikuti pertandingan adalah dua hal yang berbeda. Kegagalan bisa saja terjadi, banyak faktor yang mempengaruhi. Namun dalam kegagalan dalam mengikuti sebuah pertandingan, masih ada peluang potensi untuk menang.

Namun hal ini tidak terjadi bila tidak ikut pertandingan adalah. Maka sama sekali kita tidak meraih kemenangan dan mendapatkan predikat juara.

Kita masih diberi kesempatan untuk mengikuti pertandingan. Gunakan kesempatan itu untuk berupaya belari meraih garis finish, dan terus berjuang untuk menjadi juara.

Renungan dan Penerapan


 
Sinode Gereja Kristen
Perjanjian Baru
  • Address:
    MDC Hall, Wisma 76 Lt. 26
    Jl. S. Parman Kav. 76 Slipi
    Jakarta Barat 11410
  • Phone: (+6221) 53690033
  • Fax: (+6221) 53690055
 
 
© 2016. «GKPB MDC