Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; Yohanes 1:12
Kuasa, selalu dikaitkan dengan sebuah kekuatan yang bisa mempengaruhi. Orang yang bisa mempengaruhi tidaklah efektifnya bila dia tidak memiliki kekuatan, demikian sebaliknya orang yang punya kuasa tapi kalau tidak memiliki pengaruh maka akan menghasilkan pribadi yang bertindak semau kepentinganya.
Ada sebuah kuasa yang mempengaruhi, yaitu kuasa yang diberikan oleh Allah kepada umatNya, saya mempercayai kuasa tersebut bukan saja berbicara tentang kuasa mujijat saja, namun kuasa yang mengubahkan dunia, tempat dimana kita berada.
Kuasa itu tidak hanya diberikan kepada orang yang tidak mempercayai Allah, kuasa itu hanya diberikan kepada orang yang menerimanya Dia sebagai Tuhan dan juru selamat.
Namun, pertanyaannya untuk apa kuasa itu diberikan? kuasa itu diberikan supaya kita menjadi anak-anakNya Allah. Anak Allah sebuah identitas hidup yang baru, namun apakah kita masih harus hidup dengan gaya kita yang lama? tentu tidak.
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Filipi 4:7
Berbicara mengenai kedamaian, tidak berbicara soal kenyaman atau kondisi yang tenang yang sering digambarkan dengan sebuah pemandangan hijau, tenang dengan hampara sawah yang indah.
Damai sejahtera Allah berbicara mengenai perjalanan yang keras, penuh dengan tantangan dan kondisi yang secara mata jasmani tak mengenakan namun ada tangan yang menggandeng saat kita jatuh, memberi semangat ketika kita lelan dan memberikan kehangatan saat situasi dinginnya malam.
Kedamaian Allah, tidak dapat dipahami oleh manusia, oleh akal dan hati bagi orang-orang yang belum mengenal Tuhan dan memiliki hubungan dengan Tuhan.
Syarat kedamaian itu bisa diperoleh dengan kita memiliki Yesus Kristus dalam hidup ini. Bila kita ingin memiliki kedamaian yang Tuhan konsepkan, tidak ada cara lain selain memberikan hati dan pikiran kita kepada Yesus untuk diubah.