Banyak orang ingin hidupnya bermakna, tetapi tidak pernah mau belajar cara menjadi orang yang bermakna. Hal ini sama dengan orang yang ingin menjadi dokter, tetapi tidak pernah mau sekolah kedokteran. Kalau kita sungguhsungguh bertekad untuk menjadi orang yang hidupnya bermakna, kita harus mulai belajar cara menjadiseorang yang hidupnya bermakna.
Orang yang hidupnya bermakna memiliki pikiran penuh dengan kebenaran, optimisme, pengharapan, sukacita, dan tidak mudah menyerah. Orang yang gagal sering kali berpikir salah; merasa tidak mampu mencoba; menyesali diri sendiri; tidak percaya diri; mudah menyerah; menyalahkan orang lain, keadaan, dan hal lainnya.
Mustahil kita memiliki hidup yang bermakna bila pikiran dan sikap kita masih tetap sikap seorang yang gagal.
Perubahan cara berpikir dan sikap kita akan sebanding dengan perubahan kualitas hidup kita. Semakin banyak waktu yang kita pakai untuk belajar memajukan diri, semakin besar kesempatan kita menjadi seorang yang bermakna. Hidup yang bermakna dan menjadi berkat bagi orang lain merupakan produk dari kesabaran, perjuangan tanpa lelah, pengorbanan, dan pertumbuhan yang tiada henti.
Belajarlah dari mereka yang sudah teruji memiliki hidup yang bermakna.
Penulis : Pdt. Petrus Nawawi, MA
Penatua dan Koordinator Umum GKPB Fajar Pengharapan
Ketua Umum Majelis Pusat GKPB