Tenang tidak berarti pasif, tetapi memiliki kekuatan saat menghadapi masalah yang muncul tibatiba atau perubahan yang mendadak; tidak panik ketika menghadapi kesulitan. Hidup dengan rasa tenang artinya tetap teguh ketika menghadapi tekanan.
Rasa tenang terkadang dapat hilang dari kehidupan seseorang. Hal tersebut bisa terjadi bila kita meletakkan rasa tenang pada harta, jabatan, kecantikan, kekuatan, atau pada halhal yang dapat hilang dan berkurang. Banyak orang terjerumus dalam jurang kehancuran yang lebih dalam karena mencari ketenangan instan dalam obatobat wenenang, alkohol, rokok, atau lainnya yang dapat memberikan ketenangan sesaat. Hal ini akan semakin menjerumuskan. Lalu, bagaimana jalan keluarnya?
Cobalah belajar dari pengalaman seorang raja yang bernama Daud. Sekalipun seorang raja yang kaya, ia tidak mendasarkan rasa tenangnya pada kekuasaannya sebagai raja ataupun kekayaannya. Walaupun ia memiliki banyak musuh dan masih banyak peperangan yang harus ia lakukan, ia tetap tenang. Kekuasaan bisa hilang. Uang bisa habis. Namun, ketenangan jangan sampai sirna bersama uang atau kekuasaan. Raja Daud tahu persis letak rasa tenang. Rasa tenang hanya ia dapatkan ketika dekat Tuhan. Itu sebabnya, menjalin hubungan yang baik dengan Tuhan adalah kunci hidup dalam ketenangan dan keteguhan. Sudahkah kita memilikinya?
Penulis : Pdt. Petrus Nawawi, MA
Penatua dan Koordinator Umum GKPB Fajar Pengharapan
Ketua Umum Majelis Pusat GKPB