Kecurangan tidak hanya menimbulkan kerugian berupa harta karena kita ditinggalkan konsumen. Bukankah setiap konsumen akan mencari tempat lain jika merasa dicurangi? Juga tidak hanya menimbulkan sanksi hukum jika ketahuan. Sebab siapa loba akan keuntungan gelap mengacaukan rumah tangganya, tetapi siapa membenci suap akan hidup. Untuk apa kita mendapatkan harta, tetapi keluarga kita menjadi korban. Hati-hati dengan keuntungan gelap sebab keluarga kita taruhannya.
Kalau tidak percaya, lihatlah orang-orang yang curang dalam berbisnis. Apakah keluarga mereka baik-baik saja? Ada yang anak-anak mereka berebut kekayaan. Ada yang menjadi pemakai bahkan pengedar narkoba. Ketika kita berkompromi dengan keuntungan gelap, sama saja kita sedang membuat keluarga kita berantakan..
Bersyukurlah bila kita memakan hasil yang bersih. Lebih baik hidup dengan apa yang ada pada kita, daripada hidup berlimpah-limpah seperti orang fasik. Tidak perlu iri dengan mereka. Bukankah keluarga kita lebih berharga daripada harta yang didapatkan dengan cara curang? Lebih baik hidup benar di hadapan Allah. Allah telah berjanji bahwa Dia tidak akan pernah meninggalkan orang benar, bahkan anak cucunya akan dipelihara.
Penulis : Pdt. Petrus Nawawi, MA
Penatua dan Koordinator Umum GKPB Fajar Pengharapan
Ketua Umum Majelis Pusat GKPB