Raising up Your Standar

Sebagian besar perasaan puas dan tidak puas berakar dari cara kita membandingkan diri dengan orang lain. Ketika kita membandingkan diri dengan orang lain yang lebih baik, kita merasa buruk. Ketika membandingkan diri dengan orang lain yang kurang baik, kita merasa bersyukur.

Walaupun kita memiliki hidup yang sama persis, pekerjaan yang sama, rumah yang sejenis, mobil yang sama mereknya, perasaan kita tentang hidup bisa sangat berbeda berdasarkan dengan siapa kita membandingkan hidup kita.

Jangan terus membandingkan hidup dengan orang lain sehingga kita selalu merasa dikejar untuk menjadi sama dengan mereka. Namun, juga jangan selalu lihat ke bawah sehingga kita tidak memiliki daya juang untuk menjadi lebih baik.

Sikap yang benar adalah sikap bersyukur dengan semua hal yang ada pada kita saat ini. Namun, terus-menerus berusaha untuk meningkatkan diri menjadi lebih baik. Kita tidak berlomba dengan orang lain, tetapi berlomba dengan diri sendiri. Pikirkan seperti apa diri kita sebenarnya diciptakan oleh Tuhan. Marilah kita berusaha mewujudkannya. Kita sedang berlomba dengan diri kita yang sesungguhnya. Jika kita bisa melakukan yang lebih baik, teruslah berjuang untuk menjadi lebih baik setiap hari. Sekecil apa pun kemajuan yang kita capai, yang penting adalah memastikan bahwa hari ini lebih baik daripada kemarin.

Kepuasan kita tidak lagi berdasarkan hal yang sudah kita miliki, tetapi catatan yang sudah kita torehkan dalam kehidupan ini. Hidup kita menjadi semakin berarti bagi orang di sekitar kita. Semakin banyak orang yang sudah kita tolong dan kita memiliki hubungan keluarga yang lebih baik dari hari ke hari.

Penulis : Pdt. Petrus Nawawi, MA
Penatua dan Koordinator Umum GKPB Fajar Pengharapan
Ketua Umum Majelis Pusat GKPB

Share This Post:
 
Sinode Gereja Kristen
Perjanjian Baru
  • Address:
    MDC Hall, Wisma 76 Lt. 26
    Jl. S. Parman Kav. 76 Slipi
    Jakarta Barat 11410
  • Phone: (+6221) 53690033
  • Fax: (+6221) 53690055
 
 
© 2016. «GKPB MDC