Selama berada dalam perjalanan tersebut, ada banyak hal yang belum berhasil kita capai. Ada banyak hal yang masih kita perjuangkan. Ada banyak hal lagi yang mungkin kita gagal.
Tidak seharusnya kebahagiaan kita ber gantung pada tercapainya suatu tujuan atau terpenuhinya suatu keinginan. Kebahagiaan seharusnya dapat kita nikmati pada setiap saat dalam perjalanan untuk meraih semua tujuan dankeinginan tersebut. Bahkan ketika kita mengalami kegagalan sekalipun, kita masih bisa berbahagia. Setiap keberhasilan atau pencapaian dalam ke hidupan seharusnya diperlakukan sebagai batu loncatan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih tinggi dan mulia dalam pengembangan diri. Bukan nya sebagai dasar kebahagiaan kita.
Kebahagiaan kita tidak boleh terletak pada hal yang kita miliki atau hal yang berhasil kita capai. Kebahagiaan kita tidak boleh berdasarkan pada hal yang ada di luar diri kita, tetapi harus pada hal yang ada dalam diri kita sendiri. Kebahagiaan kita bersumber pada hati yang mengalami kasih Tuhan sehingga dipenuhi damai sejahtera dan sukacita Tuhan. Dengan hati yang dipenuhi oleh kebahagiaan tersebut, kita dapat menapaki jalan kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian dan kesulitan, bahkan kegagalan dengan tetap merasakan kebahagiaan. Inilah kebahagiaan yang sejati yang tidak dapat diberikan oleh dunia. Kebahagiaan tersebut hanya didapatkan dalam Tuhan.
Penulis : Pdt. Petrus Nawawi, MA
Penatua dan Koordinator Umum GKPB Fajar Pengharapan
Ketua Umum Majelis Pusat GKPB