Dari pemeriksaan sementara, pihak kepolisian memperkirakan bus pariwisata bernama Kitrans dari Jakarta menuju Cianjur itu dijalankan dengan kecepatan tinggi dan mengalami kerusakan teknis pada remnya. Bus ini kemudian menabrak empat mobil dan beberapa sepeda motor yang berada di depannya. Kecelakaan ini baru berakhir setelah bus berbadan besar ini terguling ke dalam jurang. Alhasil, puluhan orang pun mengalami luka-luka, dan 10 orang bahkan meninggal dunia seketika di lokasi kejadian. Dari penyelidikan lebih lanjut disimpulkan bahwa penyebab dari kecelakaan bus yang terjadi di kawasan Puncak itu adalah karena status bus yang ilegal dan kondisinya yang tidak layak jalan. Keputusan pemilik bus yang mengijinkan bus yang tidak lolos uji kendaraan untuk tetap beroperasi tidak saja menyebabkan yang bersangkutan berurusan dengan pihak yang berwajib tetapi juga merugikan pihak lain bahkan merenggut nyawa beberapa orang belum lagi puluhan orang yang mengalami cidera.
Kisah diatas menunjukkan kepada kita bahwa keputusan dan tindakan seseorang tidak hanya membawa akibat bagi dirinya sendiri tetapi juga membawa dampak dalam kehidupan otrang lain. Firman Tuhan dalam Amsal 4:14-15 berkata, "Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat. Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus." Keputusan seseorang yang tidak berhikmat tidak saja merugikan dirinya sendiri tetapi juga dapat merugikan dan menghancurkan kehidupan orang lain. Sebaliknya orang yang hidup dalam hikmat Tuhan tidak saja mendatangkan kebahagiaan yang sejati dalam kehidupannya tetapi juga mendatangkan manfaat dalam kehidupan orang lain. Dengan menyadari pentingnya hidup yang berdampak baik dan benar dalam kehidupan orang lain, sudah seharusnya setiap orang percaya senantiasa hidup dalam hikmat Tuhan.
Renungan dan Penerapan
Pokok-pokok Doa
Penulis : Pdt. Ir. Yusak Toto