Surat Pastoral

Aksi Brutal Teroris ISIS Hancurkan Sebuah Gereja Katolik di Marawi

Sudah hampir dua pekan kelompok Maute yang berafiliasi dengan ISIS menyerang kota mayoritas Muslim yang berpenduduk 200.000 jiwa, Marawi, Filipina. Kelompok teroris ini juga dilaporkan sudah menimbun persenjataan dan makanan di ruang bawah tanah dan masjid-masjid untuk mempersiapkan pengepungan jangka panjang di kota tersebut.

Baru-baru ini juga dikabarkan bahwa kelompok ini telah menghancurkan banyak rumah ibadah umat Kristiani. Seperti dalam sebuah video yang diterbitkan oleh kantor berita Amaq News Agency, menunjukkan aksi brutal teroris ISIS di sebuah Gereja Katolik pada Minggu, 4 Juni 2017 lalu. Di sana tampak beberapa anggota ISIS memasuki gereja dan menghancurkan ikon keagamaan seperti patung Bunda Maria dan Salib Yesus. Mereka juga merobek poster Paus Fransiskus yang tertempel di dinding gereja tersebut dan membakar tumpukan gambar, teks dan sejumlah benda di dekat altar (lihat videonya DI SINI).

Belum diketahui pasti lokasi gereja tersebut. Tapi diyakini bahwa aksi itu dilakukan di Filipina Selatan dimana pasukan pemerintah terlibat baku tembak dengan kelompok Abu Sayyaf dan Maute pada Minggu (4/6) lalu.

Kelompok ISIS ini diduga telah banyak menyandera warga, termasuk seorang simam Katolik. Dalam sebuah video yang dipublikasikan kelompok teroris ini, Pendeta Teresito Suganob yang disandera menyampaikan bahwa dirinya ditawan bersama dengan 200 sandera lainnya. Melalui video tersebut, mereka mengancam akan membunuh semua sandera jika pemerintah tidak menghentikan serangan.

Sementara hingga saat ini, pemerintah Marawi memperkirakan masih ada sekitar 2000 warga yang masih terjebak di rumah mereka dan banyak yang telah kehabisan makanan dan air.

Uskup Agung Socrates Villegas, ketua Koferensi Waligereja Filipina bahkan mencela tindakan ISIS tersebut. Dia meminta supaya teroris tersebut mengembalikan pelayan gereja, yang sama sekali tidak terkait dengan konflik yang tengah mereka hadapi.

Menyadari ancaman teroris tersebut, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan bahwa dia tidak akan bernegosiasi dengan teroris yang telah berafiliasi dengan kelompok ISIS. Dia juga memerintahkan pasukannya untuk menyerang kelompok bersenjata itu jika mereka mencoba membunuh para sandera.

Sementara selama dua pekan belakangan ini, pasukan pemerintah sudah mengepung pulau Mandanao, yang merupakan markas kelompok Maute. Namun hingga kini kelompok teroris tersebut masih tetap bertahan menguasai jantung kota.

Aksi brutal yang dilakukan kelompok ISIS yang berbasis di Suriah ini memang sudah mulai meluas bahkan sampai ke Asia Tenggara. Ini saatnya bagi kita untuk tetap waspada dan mulai bertindak dalam doa, meminta supaya Tuhan pemimpin atas bangsa-bangsa berdaulat dalam kuasa-Nya. Mari berdoa juga supaya bangsa kita, Indonesia mulai meningkatkan pertahanan dan keamanan demi mencegah masuknya serangan ISIS.

Sumber : Daily Mail/Kompas

Share This Post:
 
Sinode Gereja Kristen
Perjanjian Baru
  • Address:
    MDC Hall, Wisma 76 Lt. 26
    Jl. S. Parman Kav. 76 Slipi
    Jakarta Barat 11410
  • Phone: (+6221) 53690033
  • Fax: (+6221) 53690055
 
 
© 2016. «GKPB MDC