Ayat ini menjadi pegangan hidup orang percaya, dan sebagai penunjuk ketika kita membuat keputusan dalam segala hal. Karena perangkap cinta akan uang ada setiap saat, maka tanpa tekad untuk terus hidup dalam pimpinan Roh Kudus, siapa pun dia dapat masuk perangkap itu dan hidup dalam kedagingan. Hamba Tuhan sekalipun tidak kebal akan dosa.
Itulah yang dialami Bileam dalam Bilangan 22-24, bagaimana awalnya Bileam mampu bertahan untuk tidak mengutuk bangsa Israel dan berpegang pada komitmennya untuk tetap taat sekalipun hadiah (uang) tersedia baginya. Namun pada Bilangan 31, dia justru mengirimkan perempuan-perempuan untuk membuat orang Israel jatuh dalam dosa perzinahan dan penyembahan berhala. Memang uang dibutuhkan oleh siapa saja, tidak ada manusia yang tidak butuh uang, tetapi uang bukanlah segalanya.
Ada banyak contoh bagaimana orang terperangkap cinta uang. Tidak peduli bagaimana cara mendapatkannya, apakah dengan cara korupsi, mencuri, menipu, bahkan membunuh, yang penting mendapatkan uang. Benarlah yang dikatakan oleh 1 Timotius 6:9-10, hanya karena ingin kaya secara cepat, maka jatuh dalam berbagai pencobaan, nafsu yang hampa, celaka, runtuh dan binasa. Cinta akan uang menjadi sumber segala kejahatan, bahkan bisa murtad dan hidup dalam kesengsaraan.
Ibrani 13:5 mengatakan “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman;” Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”
Marilah kita tetap waspada dan berjaga-jaga. Uang bukanlah kejahatan. Sikap kita yang cinta akan uang yang bisa menjadi akar kejahatan. Tuhan memberkati. Amin.
Penulis : Pdt. Malonasohi Luhukay