Lukas 9: 23-24: Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, Ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, Ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.
Sebagai bapa rohani, Paulus mendorong Timotius anak rohaninya, supaya tiada henti-hentinya berjuang untuk mengajar dan memuridkan orang lain. Memang banyak tantangan, baik dari dalam: pengajar sesat dan orang-orang percaya yang hidup tidak tertib, namun juga dari luar: orang-orang yang hidup dalam hawa nafsu dan mementingkan diri sendiri. Selain itu, ada usaha-usaha jahat dan penganiayaan untuk menghalangi pekabaran Injil. Paulus sendiri menulis surat tersebut di atas menjelang akhir hidupnya sebagai martir. Namun hal itu tidak menjadi penghalang untuk terus memberitakan Injil dan memuridkan mereka.
Berani Menderita
Paulus menggambarkan proses pemuridan seperti seorang prajurit yang sedang berjuang. Dia harus melewati masa pendididikan dan pelatihan yang berat, yang seringkali tidak menyenangkan dan tidak sesuai keinginan daging. Semua itu diperlukan untuk memperlengkapi dia di medan perang. Ketika kita memutuskan untuk menjadi gereja pemuridan, ada harga yang harus dibayar. Kita harus berani meninggalkan zona nyaman dan membuang hal-hal yang menghalangi proses pemuridan. Perubahan ini memang tidak nyaman, membuat kita sepertinya “menderita”, namun itulah harga yang harus dibayar.
Tidak Mementingkan Diri Sendiri
Ketika seorang prajurit sedang berjuang, fokusnya hanya satu: memenangkan peperangan dan tidak memusingkan diri dengan soal-soal penghidupannya. Kita harus sadar bahwa memuridkan orang lain adalah sebuah perjuangan yang membutuhkan pengorbanan kepentingan diri sendiri. Diperlukan semangat berkorban untuk dapat memuridkan orang lain. Korban waktu, perhatian, tenaga bahkan harta supaya kita bisa menjangkau dan memuridkan sebanyak mungkin orang.
Berkenan kepada-Nya
Penghargaan dan kenaikan pangkat diberikan kepada prajurit yang berjuang dengan sungguh-sungguh sehingga berkenan kepada komandannya. Ketaatan melakukan kehendak-Nya akan menyenangkan Tuhan sehingga berkat dan kemenangan dicurahkan atas hidup kita. Jiwa-jiwa akan Tuhan tambahkan. Pemimpin-pemimpin baru akan Tuhan bangkitkan di tengah-tengah kita. Mari terus berjuang untuk memuridkan sebanyak mungkin orang bagi kemuliaan Tuhan.
Penulis: Pdt. Budi Setiawan