Surat Pastoral

MDC Surabaya: HATI TUHAN

Melalui kisah Yunus, paling tidak ada tiga hal yang dapat kita pelajari dalam memahami hati Tuhan. Ayat Bacaan: Yun 3:10-4:11; Yer 18:7-8

Dosa pasti mendatangkan hukuman

Allah membenci dosa, karena Ia adalah Allah yang kudus dan tidak berdosa. Bahkan dikatakan bahwa Tuhan membenci semua orang yang melakukan kejahatan (Mazmur 5:6b). Dalam kisah yang kita baca di atas, kita dapat melihat bahwa bangsa Niniwe adalah bangsa yang kejahatannya sudah sampai didengar oleh Allah.

Kekejaman bangsa Niniwe dapat dilihat dari beberapa cerita, salah satunya dikatakan bahwa suatu ketika saat bangsa Niniwe memenangkan suatu pertempuran, perlakukan mereka terhadap tahanan perang begitu sadis yakni dengan cara bagian-bagian tubuh tentara yang masih hidup dipenggal-penggal baik tangan, kaki, lidah maupun mata. Disiksa secara perlahan-lahan dengan menguliti bagian tubuhnya sehingga mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa, setelah kulit terkelupas semuanya, para korban dibakar hidup-hidup. Demikian kita dapat membayangkan begitu kejamnya bangsa ini.

Allah berfrman melalui Yunus, bahwa bangsa yang besar ini akan dihukum oleh-Nya (Yunus 2:4). Telah begitu kejamnya bangsa Niniwe sehingga Tuhan tidak tinggal diam, bahkan Tuhan siap menghukum setiap orang yang melakukan dosa dan kejahatan termaksud yang dilakukan bangsa Niniwe.

Pertobatan mendatangkan pengampunan dari Tuhan

Setelah berita hukuman diberitakan oleh Yunus (Yunus 2:4), bangsa Niniwe berbalik dan bertobat, baik mereka yang dewasa maupun anak-anak, dengan cara berpuasa dan mengenakan kain kabung (Yunus 2:5). Bahkan sampai raja Niniwe turun dari singgasana, lalu duduk di atas abu (Yunus 2:6). Dan ketika Tuhan melihat apa yang dilakukan oleh orang Niniwe, Tuhan pun mengurungkan niat-Nya untuk menghukum bangsa Niniwe (Yunus 2:10).

Kita dapat belajar bahwa kasih Tuhan jauh lebih besar dari pelanggaran manusia. Dan pada waktu kita bertobat, Tuhan akan melimpahkan kasih dan sayangNya yang besar kepada kita. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9). Walaupun dosa mendatangkan murka Tuhan, tetapi jika kita bertobat, maka hati Tuhan jauh lebih mengasihi kita.

Belajar memiliki kebesaran hati seperti hati Tuhan, yang mengampuni dan memberikan kesempatan.

Dari kisah Yunus kita dapat belajar bahwa terkadang dalam hidup ini, kita tidak cukup berbesar hati melihat bagaimana Allah begitu mengasihi orangorang berdosa. Sebaliknya yang kita lakukan adalah justru ingin memberikan penghukuman dan bahkan mungkin kita mengutuki orang yang berdosa, apalagi orang tersebut telah merugikan kita. Sikap yang demikian adalah yang paling umum kita akan lakukan kepada mereka yang berdosa.

Sikap hati Tuhan berbeda dengan yang kita lakukan, Ia adalah Allah yang membenci dosa, tetapi selalu ada keadilan dan cinta kasih-Nya yang begitu besar melampaui dosa yang kita lakukan. Inilah hati Tuhan yang seharusnya menjadi cerminan kita orang yang telah mendapatkan anugerah keselamatan dari-Nya.

Mari kita periksa hidup kita, apakah kita telah dan terus belajar untuk memiliki hati Tuhan yang begitu penuh dengan cinta dan kasih yang besar? Jika belum mungkin hal inilah yang menjadi penghalang besar bagi kita untuk bertumbuh dan bahkan menjadi penghalang untuk membawa orang kepada Kristus.

Milikilah selalu hati yang memberi pengharapan dalam cinta dan kasih yang telah Allah berikan kepada kita, bukan sebuah berita penghukuman yang akhirnya menjadikan kita sebagai orang Kristen yang legalistik. Seharusnya kekristenan kita selalu diliputi dengan cinta dan kasih yang sempurna dari Kristus Yesus Tuhan kita, inilah berita Injil itu. Amin.

Penulis: Pdt. Andreas Rahardjo

Share This Post:
 
Sinode Gereja Kristen
Perjanjian Baru
  • Address:
    MDC Hall, Wisma 76 Lt. 26
    Jl. S. Parman Kav. 76 Slipi
    Jakarta Barat 11410
  • Phone: (+6221) 53690033
  • Fax: (+6221) 53690055
 
 
© 2016. «GKPB MDC