Yang kedua adalah sebagai sumber pembangun agar tubuh kita dapat menjadi besar dan tinggi. Yang ketiga adalah sebagai sumber zat pengatur yaitu supaya bagian tubuh dapat melaksanakan tugasnya secara baik dan teratur. Namun sayangnya tidak semua makanan yang tersedia merupakan makanan yang bergizi. Meskipun demikian, makanan yang rendah gizi atau yang dikenal dengan sebutan junk food sangatlah disukai oleh banyak orang. Padahal makanan yang rendah gizi dapat mempengaruhi bukan hanya aspek tubuh jasmani tetapi juga emosi.
Lebih dari makanan bergizi sebagai sumber energi tubuh jasmani, kita memerlukan Kristus sebagai sumber kehidupan yang bermakna. Hidup kita yang sekali ini harusnya hidup yang berkualitas bukan hidup yang asal-asalan. Banyak orang yang mengganggap sumber kehidupan yang berkualitas ditentukan dari seberapa banyak uang atau harta yang dimiliki atau seberapa tinggi kedudukan yang berhasil mereka raih. Namun sesungguhnya satu-satunya sumber bagi kita untuk memiliki kehidupan yang bermakna adalah Kristus.
Bagaimana Tuhan Yesus dapat menjadi sumber kehidupan yang bermakan bagi kita? Di dalam 1 Korintus 11: 23-24 Rasul Paulus menjelaskannya sebagai berikut: Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” Dari Firman Tuhan tersebut kita dapat menyimpukan bahwa Tuhan Yesus menjadi sumber kehidupan yang bermakna dengan mengorbankan diri-Nya untuk mati di atas kayu salib. Melalui pengorbanan Kristus, kita yang seharusnya binasa karena hidup di dalam dosa justru diberikan kehidupan yang bermakna. Oleh karena itu jika kita dapat memiliki hidup yang bermakna, itu semua adalah anugerah Tuhan.
Renungan dan Penerapan
Pokok-pokok Doa
Penulis: Pdt.Jeffrey Kurniawan