Sebelum eksekusi hukuman dijalankan, mata-mata tersebut dibawa untuk menghadap panglima perang. Sang Panglima perangpun bertanya apakah pilihan dari sang mata-mata. Sang mata-matapun terdiam untuk waktu yang cukup lama. Akhirnya diapun memilih untuk ditembak mati. Setelah eksekusi dilaksanakan sang panglimapun berkata,” Mereka selalu memilih yang kelihatannya jelas padahal salah. Pintu hitam yang besar itu sebenarnya jalan menuju kepada kebebasan tetapi tidak banyak yang cukup berani untuk memilihnya.”
Kisah di atas mengingatkan kita tentang keadaan kita sebagai manusia yang berdosa. Kita sebagai manusia berdosa diperhadapkan dengan dua pilihan yaitu menerima hukuman akibat dosa atau memiliki kehidupan yang baru yang dilepaskan dari hukuman dosa. Kehidupan yang baru hanya dapat kita peroleh melalui Tuhan Yesus. Firman Tuhan di dalam Yohanes 10:9-10 mencatat sebagai berikut: Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Dari Firman Tuhan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa pernyataan Tuhan Yesus sebagai pintu mengandung arti bahwa diri-Nya merupakan jalan masuk dari kehidupan yang lama yaitu kehidupan yang sia-sia karena dosa kepada kehidupan yang baru yaitu kehidupan yang penuh makna dan memberikan masa depan yang penuh pengharapan. Oleh karena itu, mari kita percaya kepada Dia, pribadi yang mampu membebaskan kita dari kehidupan yang lama kepada kehidupan yang baru.
Renungan dan Penerapan
Pokok-pokok Doa
Penulis: Pdt. Jeffrey Kurniawan