Untuk itulah hukum kedua (Markus 12:31) bagi orang percaya yaitu: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”, mengandung arti bahwa setiap kita harus membangun hubungan satu dengan yang lainnya, saling melayani dan melakukan apa yang dikehendaki oleh Allah, sehingga dengan demikian Gereja yang merupakan sebuah keluarga, menjadi tempat dimana kita saling melayani dan melengkapi, dan pada akhirnya menjadi berkat buat banyak orang.
Lebih lanjut, dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Paulus menegaskan bahwa dalam kehidupan berjemaat, walaupun masing-masing memiliki karunia yang berbeda-beda, membangun kesatuan itu jauh lebih penting: “Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua” (Efesus 4:2-6). Hal ini harus disadari oleh setiap jemaat, bahwa pertumbuhan jemaat haruslah bersumber dari Tuhan Yesus, bukan dari hal lain. Itulah yang Tuhan Yesus doakan dalam kitab Yohanes 17:23 – “Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku”.
Untuk itu, bangunlah sebuah hubungan yang didalamnya terdapat sikap-sikap antara lain:
1. Rendah hati
2. Lemah lembut
3. Sabar
Pdt. Malonasohi Luhukay