Surat Pastoral

MDC Bandung : GAGAL PAHAM

Pada tahun 1863 ketika terjadi perang saudara di Amerika antara Utara dan Selatan, terjadi suatu peperangan sengit selama 3 hari di kota kecil Gettysburg di Negara bagian Penssylvania. Saat itu pasukan Konfederasi berhasil menang pada hari yang pertama.

Mereka memukul mundur pasukan Federal. Menjelang malam, Jenderal Robert E. Lee, jendral pasukan Konfederasi, mengirim seorang utusan ke salah satu komandan utamanya yaitu Jenderal Ewell. Perintahnya adalah untuk menduduki bukit Culp’s (Culp’s hill) yang kosong sebab bukit tersebut dianggap sangat strategis. Namun yang terjadi kemudian adalah suatu kesalahan besar yang dikenal di dalam sejarah perang saudara. Jenderal Ewell, saat menerima perintah dari utusan, tidak segera meresponi. Sebetulnya saat itu sangat mudah baginya untuk mengambil alih bukit tersebut, tapi entah mengapa dia gagal paham dan menundanya. Dia mengabaikan pesan yang dibawa pembawa pesan. Dan malam itu, tentara Utara tiba dititik strategis itu, Culp's Hill, mereka segera menduduki bukit tersebut. Dan dari situ mereka melancarkan serangan yang menyebabkan Selatan mengalami kekalahan besar di Gettysburg. Jenderal Ewell yang gagal mendengarkan pesan penting telah mengubah jalan sejarah.

Kegagalan jendral Ewel di dalam mendengar pesan tersebut akan berdampak lebih besar di dalam kehidupan kita bila kita gagal mendengarkan perintah Tuhan bagi kita. Itu sebabnya membangun kehidupan yang bertumbuh maksimal dan berdampak harus dimulai dengan tekun mendengarkan dan melakukan Firman Tuhan. Hal itulah yang dikatakan di dalam Mazmur : "Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil". ( Mazmur 1: 1-3 ). Orang yang bahagia dan bertumbuh maksimal sehingga berbuah-buah lebat kehidupannya adalah orang yang mau mendengarkan nasehat Firman Tuhan dan mentaatinya.

Kegagalan kita untuk mentaati perintah Tuhan akan juga mengagalkan seluruh hidup kita. Tetapi sebaliknya bila kita mau tekun mendengarkan Firman Tuhan dan melakukannya maka kita pun akan bisa mengubah jalannya sejarah hidup kita menjadi bahagia dan maksimal sehingga berbuah- buah lebat dalam kehidupan ini. Mulailah dengan setia mengambil waktu untuk bersekutu dengan Tuhan , membaca Firman Tuhan, mendengarkan Tuhan dan melakukan kehendaknya setiap hari.

Renungan dan Penerapan


Pokok-pokok Doa

Penulis: Pdt. Petrus Nawawi, M.A.

Share This Post:
 
Sinode Gereja Kristen
Perjanjian Baru
  • Address:
    MDC Hall, Wisma 76 Lt. 26
    Jl. S. Parman Kav. 76 Slipi
    Jakarta Barat 11410
  • Phone: (+6221) 53690033
  • Fax: (+6221) 53690055
 
 
© 2016. «GKPB MDC