Musa memerintahkan untuk terus berjalan menuju padang gurun Syur. Tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun itu dan sampailah mereka di Mara. Mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu karena rasanya pahit, sehingga menimbulkan persungutan kepada Musa. Lalu Musa berseru kepada Tuhan dan Tuhan menunjukkan kepadanya sepotong kayu. Musa melemparkan kayu itu ke dalam air, lalu air itu menjadi manis.
Di tempat itulah Tuhan memberikan perintah-perintah dan ketetapan-ketetapan-Nya agar bangsa Israel mendengarkan suara Tuhan dan menaatinya. Firman Tuhan: “Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit mana pun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku TUHANlah yang menyembuhkan engkau.” (ayat 26).
Perubahan air pahit menjadi manis dipakai Tuhan untuk mengingatkan bangsa Israel akan kekerasan hati Firaun yang mendatangkan tulah untuk bangsa Mesir, diantaranya tulah keenam, yaitu barah (semacam penyakit kulit yang ganas). Ketika Firaun mengeraskan hati, tulah datang. Ketika Firaun menyesal, tulah berhenti. Saudara, Tuhan memang sanggup menyembuhkan segala penyakit, namun Tuhan ingin agar kita memilki hati yang taat agar terhindar dari sakit (walau tidak semua penyakit disebabkan oleh dosa). Karena itu marilah kita menjaga hati dan tubuh kita agar tetap sehat sehingga bisa memuliakan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.
Pdt. Malonasohi Luhukay, SE.