Surat Pastoral

MDC Surabaya: Tidak Ditinggalkan

Sebagai orang percaya, kita terkadang diijinkan Tuhan untuk melalui sebuah pergumulan yang sangat berat, yang menyakiti dan melukai kita, membawa kita masuk ke dalam situasi yang gelap dan tidak tentu arah. Untuk menjadi murid Kristus, kita diminta untuk meneladani-Nya: bersedia memikul salib, menyangkal diri, dan rela membayar harga agar kita dapat menjadi serupa dengan Dia dalam kekudusan-Nya.

Setiap orang Kristen pastilah tidak asing dengan proses ilahi pembentukan karakter ini, namun seringkali proses itu terasa begitu berat dan begitu lama. Menjalani sebuah proses adalah satu hal, tapi menjalaninya dalam jangka waktu yang lebih panjang dari perhitungan kita adalah sebuah hal yang berbeda. Namun apapun pergumulan yang sedang kita hadapi saat ini, ada beberapa janji Tuhan yang bisa kita pegang dari ayat bacaan di atas:

1. Pergumulan kita ada dalam rencana-Nya Kis 2:23 Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka.

Seberat apapun masalah yang kita hadapi sebagai orang percaya, satu hal yang pasti adalah bahwa Allah sedang menjalankan rencana-Nya di dalam kita melalui pergumulan itu. Pembunuhan Yesus lewat salib adalah sebuah peristiwa yang sangat mengerikan dan tidak seharusnya terjadi secara manusia, tapi Allah telah merencanakan semua itu. Masalah bahkan bisa terjadi karena kesalahan kita, tapi kita dapat tetap percaya bahwa Dia tetap sedang melakukan rencana-Nya, karena tidak ada hal yang tidak diketahui-Nya dan tidak ada yang terjadi tanpa seijin-Nya.

2. Pergumulan kita ada batas waktunya Kis 2:24, 27 Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu... sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.

Maz 37:23-24 TUHAN menetapkan langkahlangkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya. Meskipun Allah bekerja di dalam setiap permasalahan, “tinggal dalam masalah” itu sendiri bukanlah tujuan akhir-Nya. Tujuan-Nya selalu adalah kebangkitan setelah kematian. Itu sebabnya Kristus tidak tinggal dalam kubur lebih dari tiga hari. Kebangkitan Kristus di hari ketiga setelah kematian-Nya memberikan kepada kita sebuah kebenaran yang penting tentang sebuah proses. Waktu tiga hari adalah batas bagi jenasah untuk tetap utuh dan tidak membusuk (corrupt– Alkitab LAI: binasa). Allah membangkitkan Yesus sebelum tubuhnya mengalami ‘kebinasaan’ (pembusukan). Demikian pula dengan kita. Setiap masalah yang Dia ijinkan selalu ada batas waktunya, dan Dia tidak akan membiarkan kita mengalami ‘kebinasaan’ atau ‘pembusukan’ dalam arti masalah yang berlarut-larut sampai tidak tertolong lagi. Firman Allah menjanjikan bahwa kalaupun kita harus jatuh, tidak akan sampai tergeletak karena tangan-Nya menopang kita.

3. Pergumulan menghasilkan kehidupan dan sukacita Kis 2:28 Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu.

Tujuan Allah saat mengijinkan ‘kematian’ selalu adalah kebangkitan: sebuah hidup baru, pola pikir baru, atau arah baru bagi hidup kita. Itulah fokus dari rencana Allah dalam memroses seseorang, yaitu agar orang ini menemukan hidup baru dan sukacita di dalam Dia. Biarlah fakta kebangkitan Kristus menguatkan setiap kita untuk tetap setia dalam proses apapun yang sedang Dia ijinkan terjadi pada hari-hari ini. Tuhan memberkati.

Share This Post:
 
Sinode Gereja Kristen
Perjanjian Baru
  • Address:
    MDC Hall, Wisma 76 Lt. 26
    Jl. S. Parman Kav. 76 Slipi
    Jakarta Barat 11410
  • Phone: (+6221) 53690033
  • Fax: (+6221) 53690055
 
 
© 2016. «GKPB MDC