Uzia anak Amazia dinobatkan menjadi raja pada usia yang masih sangat muda, yaitu pada waktu berumur 16 tahun. Meskipun masih muda, Raja Uzia seperti yang dicatat dalam 2 Tawarikh 26:4-5, "Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Amazia, ayahnya. Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah. Dan selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil." Nama raja Uzia termasyhur sampai ke negeri-negeri yang jauh, karena ia ditolong dengan ajaib sehingga menjadi kuat, dan kekuatan pasukannya semakin meningkat dan bertambah besar. Ia memiliki 307.500 bala tentara yang gagah perkasa dan siap berperang untuk mengalahkan musuh.
Namun tragisnya Alkitab menjelaskan dalam 2 Tawarikh 26:16 demikian,"Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN. Uzia bertindak menurut kemauannya sendiri, melupakanTuhan yang sudah memberikan rahmat dengan kemenangan dan keberhasilan. Raja Uzia sakit kusta sampai kepada hari matinya, dan sebagai orang yang sakit kusta ia tinggal dalam sebuah rumah pengasingan, karena ia dikucilkan dari rumah TUHAN.
Agar dapat mengakhiri perjalanan hidup dengan baik, kita harus terhindar dari sikap tinggi hati. Pesan FirmanTuhan dalam Amsal 16:18 yang berkata,"Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan." Kiranya menjadi peringatan bagi setiap kita. Sangat jelas bagi kita bahwa kesombongan menjadi penghalang untuk dapat mengalami rahmat Tuhan. Mari kita hidup dengan kerendahan hati, karena Tuhan berkenan untuk melimpahkan belas kasihan kepada orang yang rendah hati.
Renungan dan Penerapan
Pokok-pokok Doa
Penulis: Ir. Yusak Toto Andrianto