Sebagai seorang mentor sekaligus bapak rohani, Rasul Paulus menasehati anak didiknya Timotius supaya terus berjuang dalam iman dan hati nurani yang murni. Dua hal ini tidak dapat dipisahkan, bahkan harus diperjuangkan, yaitu hidup dengan iman dan hati nurani yang murni. Banyak orang hanya hidup dengan iman tanpa disertai hati nurani yang murni, akhirnya kandaslah iman mereka. Mengapa hati nurani murni begitu penting?
1. Ajaran sesat
Disadari atau tidak, dosa membuat manusia condong untuk menyimpang dari kebenaran firman tuhan. Itulah sebabnya Paulus merasa perlu mengingatkan Timotius supaya berjuang dengan iman dan hati nurani yang murni, karena situasi pada waktu itu ada banyak orang yang hidup tidak tertib, tidak mau menerima nasehat, yang sibuk dengan dongeng, silsilah dan omongan sia-sia yang menimbulkan banyak persoalan (1Timotius 1:3-11). Hal yang sama terjadi pada hari-hari ini, ada banyak pengajaran yang menyimpang, lebih menuruti keinginan hawa nafsu manusia dan berfokus kepada diri sendiri.Hampir semua pengajaran sesat pada mulanya sepertinya baik dan benar. Penyimpangan mulai terjadi ketika seseorang merasa paling benar, paling dekat dengan Tuhan, yang pada akhirnyadia merasa seperti Tuhan. Apalagi ketika dia mulai menjauh dari komunitas orang-orang benar dan tidak mau menerima nasehat. Akhirnya bukan Tuhan yang dimuliakan, namun dirinya sendiri. Itulah sebabnya penting sekali bagi kita untuk terus menjaga hati nurani yang murni supaya kita tidak menyimpang dan mencuri kemuliaan Allah.
2. Motivasi
Hati nurani yang murni selalu berkaitan erat dengan motivasi. Banyak orang bicara tentang iman, mujizat dan pertolongan Tuhan. Apakah itu salah? Tentu tidak.Bukankah Allah kita disebut Pembuat keajaiban? Tidak salah berdoa, mengajarkan, meminta dan mengimani mujizat, namun kita juga perlu terus menerus mengkoreksi motivasi kita. Melayani Tuhan juga hal yang baik, namun kembali lagi kita harus menjaga motivasi tetap murni. Banyak orang menjadi kecewa dan kandaslah iman mereka karena motivasinya tidak benar. Apa yang mereka harapkan tidak terjadi karena motivasi yang salah.
3. Kerendahan Hati
Banyak orang jatuh bukan ketika dia masih di bawah, ketika masih hidup susah. Justru sebaliknya banyak orang jatuh ketika dia di atas, ketika hidupnya sukses. Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena sombong, angkuh dan merasa dirinya hebat. Dia tidak menyadari bahwa semua kesuksesan datang dari Tuhan. Itulah sebabnya kita harus terus menerus menjaga hati nurani murni. Terus bergantung kepada Tuhan dan hidup dalam kerendahan hati.Oleh: Pdt Budi Setiawan