Guru tersebut berjanji jika tim ini dapat melakukan tugasnya dengan baik maka dia akan mentraktir semua anggota pasukan. Begitu mendengar janji tersebut, anak saya langsung meminta gurunya untuk menandatangani surat pernyataan janji. Sang guru ternyata bersedia menandatangani surat perjanjian. Rupanya anak saya kurang percaya kepada gurunya tersebut karena sang guru beberapa kali pernah berjanji kepada murid-muridnya tetapi tidak pernah ditepati.
Memang untuk percaya kepada janji seseorang tergantung pada seberapa besar kita percaya dan seberapa jauh kita mengenal orang yang berjanji tersebut. Demikian juga jika kita ingin hidup dengan mengandalkan janji Tuhan maka kita harus percaya dan mengenal Tuhan yang memberikan janji. Itulah mengapa di dalam Ibrani 10:23, Firman Tuhan menuliskan sebagai berikut: Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. Dari Firman Tuhan tersebut kita dapat menyimpulkan pentingnya kita untuk mengenal Tuhan yang memberikan janji. Paling tidak ada dua aspek yang perlu kita kenal dari Tuhan sebagai pribadi yang berjanji. Yang pertama adalah karakter Tuhan. Tuhan adalah pribadi yang jujur, setia dan tidak berubah dari dulu, sekarang sampai selamanya. Oleh karena itu jika Tuhan sudah berjanji, Dia pasti akan menepatinya. Aspek yang kedua adalah kemampuan Tuhan. Tuhan adalah pribadi yang maha tahu dan maha kuasa. Oleh karena itu tidak ada yang dapat menghalangi Tuhan untuk menepati janjinya.
Renungan dan Penerapan
Pokok-pokok Doa
Penulis: Jeffrey Kurniawan