Kisah Para Rasul 2:41-42
Menjadi Kristen diawali dengan kelahiran baru di dalam Kristus Yesus yang kemudian akan berproses "menjadi murid" ibarat sebuah perjalanan rohani yang panjang. Murid selalu identik dengan belajar, oleh karena itu, menjadi Kristen saja tidak cukup bila tidak disertai dengan keinginan untuk belajar dan diajar. Pembelajaran akan berlangsung terus menerus sepanjang kehidupan kita di dunia. Murid Kristus berarti seorang pribadi yang belajar dari Kristus secara terus menerus melalui pengajaran dan relasi yang sehat dari pemimpin rohani ataupun saudara seiman lainnya.
1. Bertekun dalam pengajaran. "Mereka bertekun dalam pengajaran rasulrasul..." (Kisah Para Rasul 2: 42).
Kerinduan untuk bertumbuh diwujudkan melalui ketekunan mereka menundukkan diri ke dalam pengajaran-pengajaran para rasul. Melaluinya mereka memiliki pemahaman yang benar akan Kristus sebagai pusat dari segalanya. Dalam hal ini "ketekunan" mutlak diperlukan oleh seorang murid untuk sebuah perubahan cara berpikir. Tekun di dalam menerima pengajaran dari pemimpin rohani; mentor atau pembimbing akan menuntun kepada perubahan terus menerus hingga memiliki pikiran Kristus. Seorang murid adalah seorang pembelajar seumur hidup sehingga dapat dikatakan bahwa seseorang yang berhenti belajar saat itu juga ia mematikan potensi di dalam dirinya untuk bertumbuh.
2. Dalam Persekutuan. "...dan dalam persekutuan." (Kisah Para Rasul 2:42).
Potensi pertumbuhan rohani seorang murid yang maksimal diperoleh melalui komunitas yang sehat sebagai wadah yang tepat dan sesuai seperti yang dikehendaki Tuhan. Tuhan telah merancang manusia untuk saling terhubung satu dengan yang lain. Relasi yang sehat akan meningkatkan kemampuan dan kapasitas kehidupan, sehingga tujuan akhir yang dicapai adalah pribadi Kristus menjadi nyata dalam setiap pribadi orang percaya. Menjadi murid berarti membuka diri untuk mau belajar dan diajar di dalam persekutuan orang percaya. "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuanpertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (Ibrani 10:25).
3. Berdoa. "Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa." (Kisah Para Rasul 2:43).
Menjadi seorang murid bukanlah sebuah usaha untuk mencoba meniru-niru figur atau panutan kita, namun sebuah usaha rohani untuk menyelaraskan diri kita dengan Tuhan sehingga diperlukan kerendahan hati dan penyerahan diri mutlak kepada Tuhan setiap hari untuk mewujudkannya. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah melalui disiplin di dalam doa. "Doa adalah satu-satunya jalan untuk memasuki pengenalan diri yang sejati. Doa juga menjadi jalan utama supaya kita mengalami perubahan yang mendalam, yaitu penataan ulang arah kasih kita." (Tim Keller). Melalui doa, kasih kita kepada Kristus bertumbuh sehingga pribadi-Nya menjadi nyata dalam hidup kita.
Penulis: Yose Ferlianto