Pertama, Alkitab tidak pernah melarang berhutang, namun setiap kali kata hutang disebut, selalu dalam konteks negatif. Alasan utamanya ada di kitab Amsal 22:7 “Orang kaya menguasai orang miskin, yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi.” Ketika kita berhutang, kita menjadi hamba orang yang menghutangi kita. Artinya kita menjadi hamba orang lain selain Tuhan. Seharusnya kita hanya menjadi hamba Tuhan. Alkitab mengajarkan kita untuk menghindari hutang.
Kedua, jika terpaksa berhutang, harus dilunasi. Berhutang dan tidak membayarnya adalah dosa. Mazmur 37:21 “Orang fasik meminjam dan tidak membayar kembali, tetapi orang benar adalah pengasih dan pemurah.” Jika tidak ingin disebut “orang fasik”, kita harus kembalikan setiap hutang-hutang kita.
Ketiga, jika memutuskan meminjam uang, pastikan ada jaminan bahwa kita bisa melunasinya.
Keempat, cara terbaik untuk menghindari hutang adalah dengan mengikuti Firman Tuhan sepenuhnya. Ulangan 28 ayat 1 dan 12 “Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. TUHAN akan membuka bagimu perbendaharaan-Nya yang melimpah, yakni langit, untuk memberi hujan bagi tanahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu, sehingga engkau memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak meminta pinjaman.”
Dari ayat ini kita bisa lihat bahwa meminjam uang tidak pernah ada dalam rancangan Tuhan bagi umat manusia. Mulai cintai Firman-Nya dan hidup di dalam-Nya setiap hari, maka hujan berkat itu pasti akan turun karena itulah janji Tuhan.
Karena itu, jika anda sedang terlilit hutang, taatilah Tuhan, lakukan Firman-Nya, aturlah keuangan dan usahakan segera melunasi hutang Anda. Tangan Tuhan akan menyertai hingga Anda akan melihat masalah hutang ini selesai. Tuhan memberkati.
Penulis : Pdt. Cornelius Wattimena