"Indonesia tidak memperoleh dampak negatif penuaan sampai 2040. Penuaan di Indonesia tidak menghantam cepat seperti di Korea Selatan dan Jepang," kata Ekonom Utama Bank Dunia, Phillip O`Keefe, pada laporan Masalah Penuaan di Asia Timur dan Pasifik di Jakarta, Senin (23/5).
Philip mengatakan, sejumlah negara di Asia Timur dan Pasifik (ATP), termasuk Indonesia, saat ini mengalami tingkat penuaan yang sangat cepat, terutama Jepang, Korea, Hong Kong dan Singapura, yang memiliki penduduk usia di atas 65 tahun mencapai 14 persen dari total penduduk pada 2010.
Penurunan persentase usia kerja di Korea Selatan, diperkirakan melebihi 5 persen, sedangkan Tiongkok diperkirakan mengalami penurunan hingga 90 juta penduduk usia kerja, antara tahun 2010-2040.
Sementara itu, Indonesia, Malaysia, Mongolia, Thailand, dan Vietnam, termasuk kelompok menengah dengan rata-rata enam persen penduduk lansia pada 2010 dan perkiraan pertumbuhan 24 persen penduduk lansia setelah 2040.
Negara-negara yang masih "muda" mencakup Kamboja, Laos, Myanmar, Filipina, PNG, yang memiliki rata-rata 4 persen penduduk lansia pada 2010, dan pertumbuhan 13 persen lansia setelah 2060.
Philip menjelaskan, saat ini Indonesia masih menikmati bonus demografi, namun sudah saatnya mempersiapkan strategi untuk menghadapi masalah penuaan penduduk yang dikhawatirkan menjadi beban demografi.
Adapun strategi tersebut adalah, sistem pensiun yang harus dibenahi dan perbaikan layanan kesehatan ketika penduduk memasuki usia lansia.
"Risiko terbesar penuaan adalah risiko fiskal. Jika tidak ada sistem yang diubah, akan banyak kemiskinan terjadi di usia tua dan akhirnya pemerintah harus mengeluarkan anggaran belanja yang lebih besar," kata Philip. (Ant).