"Kita dorong mereka, sekaligus membantu kita dalam rangka penangkalan terorisme melalui pesan-pesan perdamaian," ujar Kepala BNPT Tito Karnavian saat ditemui dalam sebuah acara di Jakarta, hari Selasa (14/6).

Langkah tersebut ditempuh karena BNPT menyadari bahwa penyebaran terorisme dan radikalisme sudah mulai terlihat secara masif di dunia maya dan menyasar generasi muda.

Oleh sebab itu, ajakan tersebut diharapkan mampu meredam penyebaran tersebut sehingga banyak anak muda yang bisa terselamatkan dari proses indoktrinisasi radikal yang dimaksudkan tersebut.

"Jika kita tanamkan nilai-nilai toleransi, Bhineka Tunggal Ika, atau demokrasi yang terjadi justru sebaliknya. Mereka menjadi kebal dari pengaruh-pengaruh negatif yang mendekati mereka," tuturnya.

Sehubungan dengan radikalisme yang sedang berkembang, Tito menilai hal tersebut tidak hanya condong pada suatu kelompok agama tertentu.

Menurut dia, banyak pihak menyangsikan peran BNPT dalam memberantas terorisme yang hanya disangkutpautkan dengan agama Islam.

Dia pun membantah hal tersebut dengan mengatakan bahwa terorisme sejatinya sangat luas, bisa berlandaskan idelogi apa pun dan lintas agama.

"Jadi terorisme ya lintas agama. Sepanjang dilakukan dengan kekerasan yang targetnya warga sipil dengan latar belakang idealisme atau politis tertentu, ini yang dimaksud terorisme," imbuh Tito. (Ant)