Hal tersebut dia kemukakan setelah memimpin Angelus hari Minggu (19/2). Dalam kesempatan tersebut dia meminta jemaat mengheningkan cipta mengajak umat berdoa 'Salam Maria’.
“Saya pikir, khususnya, orang-orang terkasih dari Pakistan dan Irak, saat ini dilanda aksi teroris kejam dalam beberapa hari terakhir,” kata Paus.
“Kami berdoa bagi para korban, yang terluka dan keluarga yang ditinggalkan. Mari kita berdoa dengan sungguh-sungguh bahwa setiap hati yang diliputi kebencian dapat diubah menjadi damai oleh Yesus Kristus,” kata Paus Fransiskus.
Aksi Kekerasan Pakistan dan Irak
Seorang pembom bunuh diri, dikabarkan berbagai media massa, melakukan aksi di sebuah kuil Sufi di Sehwan, Pakistan, atau yang lebih kurang berlokasi 90 mil (kira-kira 42,53 kilometer) ke arah barat laut dari Hyderabad, Pakistan pada 16 Februari 2017.
Dalam serangan tersebut tercatat 80 orang meninggal dunia, dan sekitar 250 terluka. Pada hari yang sama, sebuah bom mobil meledak di al-Bayaa, sebuah kawasan yang terletak di sebelah barat daya Baghdad, Irak. Dalam peristiwa tersebut, menurut Kementerian Dalam Negeri Irak mengakibatkan setidaknya 55 orang meninggal dunia dan lebih dari 60 terluka.
Paus Fransiskus juga menyoroti kekerasan yang sedang berlangsung di Kasai, Republik Demokratik Kongo. Dia merasa sedih karena banyak yang menjadi korban, terutama anak-anak yang direkrut menjadi militer. Dia menyebut anak-anak yang menjadi militer merupakan sebuah tragedi.
“Saya ingin memanjatkan doa saya kepada mereka semua, kepada personil keagamaan dan pekerja kemanusiaan di dua wilayah yang sulit tersebut, kami ingin mendesak untuk memperhatikan hati nurani masing-masing dan tanggung jawab dari otoritas di tingkat nasional dan internasional, sehingga semua orang harus mengambil keputusan dengan tepat waktu untuk membantu orang-orang yang menjadi korban,” kata Paus Fransiskus.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum