“Salib bukan sekadar perabotan rumah atau hiasan untuk dipakai, tetapi panggilan untuk cinta dari Yesus mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan manusia dari kejahatan dan dosa," kata Paus di lapangan Santo Petrus, Vatikan, hari Minggu (12/3) .
Dia mengatakan, dalam kaitannya dengan Prapaskah, masa ini adalah periode untuk merenungkan pengorbanan Yesus bagi umat manusia di kayu salib.
Dia mengatakan salib merupakan nasihat bagi umat manusia untuk meniru kasih Yesus Kristus. Paus Fransiskus memfokuskan pada bacaan Alkitab yakni perikop tentang Kenaikan Tuhan Yesus Kristus.
Paus Fransikus mengatakan wajah Yesus Kristus ditampilkan bersinar seperti matahari dan pakaianNya seputih cahaya.
Cahaya terang yang menjadi ciri khas kebangkitan Yesus Kristus melambangkan cahaya yang menerangi pikiran dan hati para murid sehingga murid-murid dapat dengan jelas memahami siapa tuan mereka.
Paus Fransiskus mengatakan beberapa saat menjelang Yesus Kristus menjalani kematian di kayu salib, Tuhan sesungguhnya ingin mempersiapkan para murid untuk kondisi iman yang kuat. “Kondisi keimanan seseorang teruji lewat kebangkitan Yesus Kristus,” kata dia.
Dengan bangkit ke kerajaan surga, seperti yang dia tunjukan kepada Petrus, Yakobus dan Yohanes, Yesus menunjukkan bahwa ia adalah sosok yang berbeda.
“Dia bukan seorang raja yang kuat dan mulia, tapi rendah hati seperti hamba, Yesus tidak membanggakan diri dengan kekayaan, tetapi dia memberikan berkat kepada yang miskin,” kata Paus Fransiskus.
Sumber : satuharapan.com