Presiden Jokowi memaparkan mengenai kondisi terkini yang terjadi di kawasan ASEAN. Ia pun meminta para pemimpin negara ASEAN untuk bersama-sama memberi perhatian besar untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
"Saya mengingatkan mulai maraknya kegiatan lintas batas seperti perompakan, radikalisme dan terorisme, IUU Fishing, dan kejahatan narkoba. Oleh karena itu, para pemimpin ASEAN harus memberikan perhatian besar terhadap upaya mengatasi kejahatan lintas negara tersebut. Jangan sampai kita terlambat. Saya ulangi, jangan sampai kita terlambat," kata Presiden Jokowi saat sesi plenary di KTT ASEAN ke-30 di Reception Hall, Philippine International Convention Center, Manila, hari Sabtu (29/4).
Presiden Jokowi mengemukakan itu untuk menjawab kekhawatiran dan kondisi global yang baru-baru ini terjadi.
"Kita menyaksikan beberapa kejadian yang mengkhawatirkan. Inilah dunia yang kita hadapi," katanya.
Keadaan tersebut menjadikan dunia berada dalam sebuah ketidakpastian. Namun, ketidakpastian itu sendiri tampaknya telah menjadi "A new normal" dewasa ini. Untuk itulah, Presiden Jokowi mengajak komunitas ASEAN untuk hidup dan membawa perubahan.
"Para pemimpin ASEAN harus memiliki keberanian untuk melihat kekuatan dan kelemahan kita. Sehingga ASEAN akan tetap menjadi organisasi yang relevan bagi rakyatnya dan bagi dunia," ia menyerukan.
Editor : Melki Pangaribuan