Jumlah penduduk yang tak beragama ini meningkat sekitar 12 persen sepanjang lima belas tahun belakangan ini. Kondisi ini secara langsung berdampak nyata pula pada turunnya sebanyak 13 persen orang Kristen di Briton.
Hasil survey ini yang sudah dipublikasikan ini persis sama dengan survey serupa yang dilakukan oleh Public Religion Research Institute Amerika Serikat (AS) yang menemukan bahwa banyak dari orang Amerika sendiri tak lagi beragama. Mereka diantaranya adalah kelompok ateis, agnostik dan ada pula yang tak memilih aliran manapun atau ‘nones’. Kelompok ini ditemukan mencapai sekitar 24 persen dari total penduduk AS.
Sementara berdasarkan hasil survey British Social Attitudes ini, ditemukan ada sebanyak 3000 orang Briton dalam satu setengah tahun terakhir keluar dari Gereja Anglikan. Hal ini pula menyebabkan terjadinya penurunan minat terhadap agama resmi Inggris, dari sekitar 31 persen menjadi hanya 15 persen saja.
Sementara jumlah penganut Katolik Roma masih tetap stabil pada 9 persen, sedang penganut Kristen lainnya sedikit meningkat dari 14 persen jadi 17 persen.
Penyebab utama kemerosotan keyakinan di Inggris dipercaya terjadi karena ketidakmampuan gereja dalam mempertahankan anak muda gereja. Mayoritas Gereja Inggris sudah berusia 65 tahun ke atas, dan hanya sekitar 35 persennya saja yang berusia 35 tahun.
Satu-satunya tantangan gereja Inggris diketahui terletak pada ketidakberdayaannya menarik anak muda gereja. Akibatnya, ada banyak anak muda berusia 24 tahunmengaku dirinya bukanlah orang religius. Kenaikan yang signifikan terjadi dalam satu tahun terakhir ini. Sementara mereka yang berusia 24 tahun ke bawah mengklaim bahwa dirinya tak beragama.
Pergeseran nilai keagamaan ini dinilai terjadi karena terjadinya peningkatan sikap liberal terhadap banyak masalah sosial dan moral, terutama mengenai topik terkait gender.
Sumber : Ncronline.com/Jawaban.com