Pelaku penembakan, menurut kantor berita Petra adalah pria berusia 39 tahun yang diduga adalah seorang ulama di ibukota Yordania.
Karikatur yang dibagikan oleh Nahed menggambarkan seorang pria yang meminta Tuhan untuk mencucikan piringnya dan membuat pintu ditendanya dan meminta Tuhan mengetuk pintu sebelum masuk. Hal tersebut dipandang oleh kelompok konservatif Muslim sebagai tindakan yang menyerang agama dan menurut otoritas berwenang dia telah melakukan tindakan yang melanggar hukum.
Sebelumnya Nahed telah meminta maaf melalui akun sosial medianya dan menyatakan bahwa dirinya tidak bermaksud menghina Tuhan tetapi ia melakukan itu untuk mengejek kelompok radikal Sunni dan ia menjelaskan bahwa itulah pandangan orang Sunni tentang Tuhan dan Sorga. Dia menduka bahwa musuhnya menggunakan karikatur tersebut untuk membuat perhitungan dengannya.
Keluarga Nahed menyalahkan pemerintah karena mereka tidak bisa melindunginya, padahal sebelumnya ia sudah mendapatkan tiga ancaman yang membahayakan nyawanya.
Pihak pemerintah Yordania menyatakan bahwa mereka tidak akan mentoleransi siapapun yang menggunakan kasus ini untuk menyebarkan kebencian, mereka menyatakan "akan merespon dengan tangan besi terhadap siapapun yang akan mengeksploitasi pelanggaran hukum ini untuk menyebarkan kebencian di masyarakat."
Saat ini kelompok minoritas Kristen merasa was-was akan dampak dari kasus penodaan agama tersebut. Ditakutkan orang Kristen Yordania akan mengalami tekanan dan bahkan penganiayaan karena kasus ini. Umat Kristen Yordania memang minoritas, namun mereka memiliki pengaruh yang luas dalam bidang politik dan ekonomi di negara tersebut.