Namun, janji itu diabaikan ketika sekolah menolak untuk menggunakan teks: "Ini bukan tentang kita, ini semua tentang Yesus."
Adapun alasan pihak sekolah menolak adalah karena nama "Yesus", akan membuat mereka berada "dalam air panas."
First Liberty Institute, sebuah organisasi hukum yang mendedikasikan untuk kebebasan beragama, menyebut tindakan pihak sekolah tidak lain dan tidak bukan merupakan bentuk diskriminasi secara terang-terangan.
"Pihak berotoritas menyensor logo pemilik usaha kecil ini, hanya karena menyebut Yesus," ujar Jeremy Dys, Senior Counsel untuk First Liberty Institute seperti dikutip cbn com, Rabu (19/10). "Itu murni diskriminasi agama dan itu melanggar hukum."
Enam jam setelah First Liberty Institute mengirim surat permintaan ke Flower Mound, pihak sekolah pun mengubah keputusannya. Logo yang terdapat kata "Yesus" diizinkan ada di belakang kaos tim memancing.
"Kami berterima kasih kepada SMA Flower Mound yang mengambil tindakan cepat untuk memperbaiki situasi ini," tutur Dys. "Mereka adalah contoh yang bagus untuk sekolah distrik di manapun mengenai bagaimana bekerja dengan orang tua dan anak-anak untuk memastikan First Amendment Freedoms dilindungi di sekolah."
Jones juga berterima kasih untuk perubahan keputusan sekolah tersebut.
"Saya sangat senang pihak sekolah distrik memutuskan untuk melakukan hal yang benar," ungkap Jones.