Bali-NTB-NTT

“...dan tidak seorangpun berkata bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri...” (Kisah Rasul 4:32).

Ketika jemaat mula-mula berdiri, ada sebuah tanda yang dilakukan oleh mereka, yaitu memberi apa yang mereka miliki untuk kepentingan bersama. Kepentingan bersama, menjadi salah satu alasan mengapa mereka menjual dan membagikannya.

Bagi yang punya mereka tidak merasa rugi dari yang mereka miliki. Bagi yang kurang mampu, tidak merasa untung dari apa yg mereka dapatkan. Sebab Firman Tuhan mengatakan, mereka menjual seluruhnya apa yang mereka miliki. Kepentingan bersama, tidak bisa dilihat dari untung atau rugi. Untung atau rugi hanya dapat ditemukan bila ada motifasi pribadi.

Kisah ini kerap digunakan oleh orang yang merasa kecewa terhadap pelayanan gereja. Mereka mulai membandingkan pelayanan gereja dengan gaya hidup gereja mula-mula. Terlepas dari benar atau salah, Cobalah kita mengkoreksi diri ini terlebih dahulu, apakah terdapat motifasi kepentingan pribadi yang masuk dalam diri ini, yang menganggap kitalah yang lebih penting.

Mengapa kisah ini begitu indah, menjawabanya karena Allah ingin hidup orang percaya, adalah hidup untuk kepentingan bersama.

Renungan dan Penerapan

Share This Post:
aan

aan

Nemo enim ipsam voluptatem quia voluptas sit aspernatur aut odit aut fugit, sed quia consequuntur magni dolores eos qui ratione voluptatem sequi nesciunt

 
Sinode Gereja Kristen
Perjanjian Baru
  • Address:
    MDC Hall, Wisma 76 Lt. 26
    Jl. S. Parman Kav. 76 Slipi
    Jakarta Barat 11410
  • Phone: (+6221) 53690033
  • Fax: (+6221) 53690055
 
 
© 2016. «GKPB MDC