Seperti diketahui, kunjungan Paus Fransiskus ke Mesir adalah untuk menandatangani pernyataan atau deklarasi bersama dengan Paus Tawadros II, pemimpin Gereja Ortodoks Koptik dari Alexandria yang isinya untuk pertama kali saling mengakui Sakramen Baptisan masing-masing.
Deklarasi ini menjadi solusi atas konflik yang terjadi antar kedua belah gereja soal baptisan, dimana selama ini keduanya menuntut baptisan kedua bagi orang-orang Kristen yang berpindah dari satu gereja ke gereja lainnya. Mereka mengakui tak akan mengulangi baptisan yang diberikan salah satu gereja untuk setiap orang yang ingin bergabung dengan gereja lainnya.
Selain itu, kedua gereja ini juga diberikan kebebasan untuk memberi kesaksian bersama tentang nilai-nilai kehidupan, kesucian pernikahan dan keluarga serta penghormatan terhadap pencipta. Selain itu, mereka juga diajak untuk intens mendoakan orang Kristen teraniaya dan dibunuh karena imannya, terutama di Mesir dan Timur Tengah.
Melalui deklarasi ini, kedua pemimpin gereja ini berkomitmen untuk membangun iman lewat doa bersama. Mereka juga berencana untuk membuat terjemahan bersama Doa Bapa Kami dan penentuan tanggal perayaan Paskah bersama.
Adapun deklarasi ini dipublikasikan setelah pertemuan para pemimpin Katolik dan pemimpin Gereja Ortodoks Koptik di Kairo pada Jumat, 28 April 2017 lalu. Hal ini menjadi bukti sejarah baru bagi kedua gereja setelah pertemuan pertama antara Paus Paulus VI dan Paus Copouda Shenouda III pada Mei 1973 silam.
Sumber : Suarapapua.com/jawaban.com