Peristiwa inipun sontak membuat kaget warga yang tinggal dekat gereja yang berlokasi di Dusun Karangjengkol, Desa Cilongkrang, Wanareja Cilacap itu. Gempa berkekuatan cukup besar itu pun menyebabkan tembok gereja retak-retak. Kerangka atap bangunan pun ikut patah dan menimpa seisi ruangan gereja.
Menyaksikan kondisi yang menimpa gereja itu, warga setempat termasuk yang non-Kristen pun tergerak untuk membantu evakuasi gereja. Mereka tampak tak peduli sekalipun itu adalah bangunan gereja umat Kristen. Ada sekitar puluhan warga yang membantu. Mereka pun menyelamatkan piranti gereja yang masih utuh.
Atas bantuan warga setempat, Pendeta GKRI, Diah Rusdiana mengucapkan terima kasih karena sudah suka rela membantu mengevakuasi barang-barang gereja yang tertimpa atap. Dia mengakui kalau toleransi yang ada di daerah itu memang tinggi. Bahkan, yang paling banyak membantu dalam proses evakuasi itu adalah warga Muslim.
Ketua RT setempat, Sugeng Wardoyo mengaku kalau dusun Karangjengkol memang hidup berdampingan. Bahkan toleransi ini bisa tampak saat mereka merayakan acara-acara tertentu. Misalnya, kalau keluarga Muslim merayakan kenduri atau selamatan maka keluarga Kristen pasti diundang. Lalu mereka akan berdoa sesuai dengan kepercayaannya masing-masing. Begitu juga waktu perayaan hari besar keagamaan masing-masing.
Sumber : Jawaban.com