"Kristen di Pakistan telah menderita serangan bom bunuh diri di Lohore. Mereka ditekan, dipukuli dan putri mereka dipaksa kawin dengan pria Muslim. Apakah semua serangan ini pernah mengendorkan harapan mereka? Tidak," kata Ketua Asosiasi Kristen Inggris-Pakistan, Wilson Chowdhry, seperti dilansir Christiantimes pada Minggu (3/4). Pernyataan Chowdhry tersebut disampaikan setelah pemboman di Taman Gulshan-e-Iqbal di Lahore pada hari Minggu Paskah, Dalam peristiwa itu, setidaknya 70 orang tewas, di antaranya hampir 30 anak-anak, dan lebih dari 300 luka-luka.
Faksi Taliban Jamaat-ul-Ahrar mengatakan serangan bom bunuh yang terjadi pada saat Paskah tersebut menargetkan orang-orang Kristen.Sementara itu, Uskup Agung Sebastian Shaw yang berasal dari Lahore saat mengunjungi mereka yang terluka dalam serangan Bom Bunuh diri termasuk Kristen dan Muslim anak-anak, menyampaikan agar orang-orang di Lahore untuk lebih kuat menghadapi situasi ini. "Kami akan melalui masa kesulitan besar, kita harus belajar untuk bangkit lagi, sama seperti Kristus mampu mengangkat dirinya lagi, walaupun membawa Salib." kata dia. Sebelumnya, kelompok sempalan Taliban Pakistan telah mengaku bertanggung jawab atas serangan bom di hari Minggu Paskah (27/3), di sebuah taman di Lahore, yang dikatakan sengaja menargetkan umat Kristen.
Ledakan bunuh diri kota timur Pakistan, Lahore, itu yang tadi malam dikatakan menewaskan 25 orang, kini menelan korban lebih besar, sedikitnya 67 orang, menurut juru bicara pemerintah kepada CNN. Lebih dari 300 lainnya terluka, kata pejabat polisi, Haider Ashraf. Ledakan terjadi di jantung Lahore pada hari Minggu malam, pada waktu banyak keluarga menghabiskan waktu di taman kota, Gulshan Iqbal, untuk merayakan liburan Paskah. Banyak wanita dan anak-anak termasuk di antara para korban. Ehsanullah Ehsan, juru bicara kelompok sempalan Taliban Pakistan yang diikenal sebagai Jamat-ul-Ahrar, mengatakan ia bersumpah serangan seperti itu masih akan terus terjadi.