Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Henriette Tabitha Hutabarat Lebang, M.Th mengemukakan melalui peringatan Hari Ulang Tahun ke-66 PGI, seluruh gereja dan umat Kristen diajak memberi dan berbagi dalam kemajemukan.
“Kita berhadapan dengan berbagai macam kemajemukan di Indonesia ini, dan kita adalah salah satu umat beragama yang terpilih menyikapinya dari tahun ke tahun, dan saat ini banyak gereja (di Indonesia, red) yang ditempatkan dalam masalah kebebasan beragama,” kata Pdt. Henriette Tabitha Hutabarat Lebang, M.Th atau yang biasa disapa Pdt. Ery. Ia menyampaikannya saat memberi kata sambutan setelah Kebaktian Peringatan Hari Ulang Tahun ke-66 PGI, hari Minggu (29/5) di Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat Bukit Zaitun, Jl. Jambrut No.24, Kelurahan Kenari, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.
Henriette menjelaskan usia yang ke-66 PGI harus dimaknai sebagai karunia yang diberikan Tuhan untuk tetap berbuat lebih bagi Indonesia. “66 tahun bukan usia yang muda lagi, karena PGI akan semakin banyak menggiatkan aksi yang kita upayakan dalam gagasan dan tindakan konkret,” kata dia.
Henriette bersyukur gagasan kemajemukan sudah ditanamkan sejak PGI berdiri “PGI mengajak banyak orang dalam panggilan tugas berbagi dan mendorong banyak pihak memperhatikan mereka yang ditolak di dunia ini,” kata Henriette.
“Saat ini kita masih memiliki berbagai masalah tidak hanya dalam gereja, tetapi ada masalah-masalah sosial yang belum diselesaikan seperti kekerasan kepada anak-anak yang akhir-akhir ini marak kembali,” kata Henriette.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Pdt. Gomar Gultom, M.Th, dalam kata sambutan, menjelaskan PGI melaksanakan Bulan Oikoumene 2016 yakni dengan peduli dan berbagi.
Gomar mengemukakan Bulan Oikumene yang dicanangkan PGI mengangkat tema “Gereja yang Peduli dan Berbagi” gereja benar-benar dapat melaksanakan seperti yang dikisahkan Paulus yang melakukan aksi nyata kepada Jemaat di Makedonia seperti tertuang dalam 2 Korintus 8 : 1–15.
“Tantangan PGI dan umat Kristen ke depan yakni semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap paham radikalisme yang semakin meningkat, kerusakan ekologis yang semakin tak terkendali, apalagi situasi ini diperparah menoingkatknya gaya hidup individualistis,” kata Gomar.
Ia menambahkan bahwa relasi hubungan antar manusia dengan gereja harus merupakan relasi yang penuh kasih. “Diharapkan melalui Bulan Oikumene setiap orang dalam berelasi sosial tidak mengedepankan kepentingan kelompoknya saja, dan sedapat mungkin mementingkan kehidupan bersama,” kata dia.
Sementara itu, Ketua I Majelis Badan Pengurus Gereja Kemah Injil Indonesia, Pdt. Noskhili Giawa, M.Th mengucapkan terima kasih karena Gereja Kemah Injil Indonesia diberi kesempatan sebagai tuan rumah.
“Kami (Pengurus Gereja Kemah Injil Indonesia, red) mengharapkan PGI lebih banyak merangkul anggota untuk mengerjakan aksi nyata seperti Bulan Oikoumene, yakni gereja yang berbagi dan peduli,” kata Noskhili Giawa.