"Saya menolak setiap demonstrasi yang mungkin membahayakan Mesir dan menyebabkan konflik dengan otoritas yang lebih tinggi..., demi Tuhan Yesus, hindari perilaku yang tidak diterima di gereja kita di Amerika Serikat," kata Paus dalam pernyataan yang diterbitkan di situs Gereja Koptik, seperti dikutip media Mesir, Al Ahram.
Pada tanggal 22 Juli, Solidaritas (Gereja) Koptik, sebuah organisasi non-profit, menyebutkan akan menggelar demonstrasi terkait serangan sektarian baru-baru ini di Mesir.
Paus menyatakan bahwa demonstrasi tersebut tidak membantu atau mengubah situasi, melainkan "menodai citra Mesir setempat dan internasional." Dia menambahkan bahwa Mesir sekarang harus mampu menangani masalah mereka dan konsekuensinya.
"Demonstrasi menjelekkan negara kita dan bisa membakar kejahatan. Keadaan kami benar-benar berbeda dari lima atau 10 tahun yang lalu, dan kita tidak bisa menghadapi kejadian yang baru berkembang dengan menggunakan cara-cara lama," kata dia.
Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah serangan sektarian tingkat tinggi terjadi terhadap warga Kristen Koptik di Mesir. Akibat serangan itu, sejumlah orang mengalami cedera, meninggal, dan mengerita kerugian akibat kerusakan rumah dan bisnis.
Dua pekan lalu, penyerang Muslim membakar rumah keluarga Kristen di Desa Abu Yacoub di provinsi Minya, karena ada rumor bahwa bangunan sekolah taman kanak-kanak akan diubah menjadi gereja. Pekan lalu, massa Muslim juga menikam seorang Kristen sampai mati di desa Tahna, di Minya.
Menurut Al Ahram, berbagai perkiraan menunjukkan bahwa sekitar 300.000 hingga satu juta orang Kristen Koptik Mesir yang tinggal di Amerika Serikat, dan merupakan komunitas Krisrten Koptik terbesar di luar Mesir.