Kelompok pendukung kebebasan pers itu, menyalahkan pemerintahan represif di sejumlah negara termasuk Turki dan Mesir dan berbagai lokasi tempat hukum dan ketertiban sudah dirusak, seperti Libya dan Burundi.
Peliputan berita independen juga semakin terancam, menurut peringatan kelompok yang berbasis di Paris tersebut.
“Kelangsungan peliputan berita independen semakin terancam, baik di media pemerintah maupun swasta, karena ancaman dari sejumlah ideologi, termasuk ideologi agama, yang menentang kebebasan media, dan dari mesin propaganda besar-besaran,” kata RSF.
Di seluruh dunia, kaum oligarki membeli media, dan menambah tekanan yang sudah ada, yang sebelumnya berasal dari pemerintah.
Situasi itu, memburuk di seluruh benua terutama di Amerika, khususnya akibat dari dampak serangan fisik dan pembunuhan yang menargetkan wartawan di Meksiko dan Amerika Tengah.
RSF juga mengatakan, kebebasan pers di Eropa dan Balkan mulai terkikis karena semakin meningkatnya pengaruh gerakan ekstremis dan pemerintah ultrakonservatif.
RSF akan memublikasikan Indeks Kebebasan Pers Dunia dari 180 negara pada 20 April.