Sekretaris DPP Ikatan Pemuda Pemudi Minangkabau, Pedri Kasman mengatakan bahwa mereka seperti kecolongan dengan adanya tugu berlambang Burung Merpati itu. Dia menilai adanya intervensi dari pihak tertentu untuk menghilangkan identitas warga Minangkabau. “Harusnya tugu perdamaian juga mengakomodir identitas orang Minangkabau,” ucap Pedri, seperti dilansir Minangkabaunews.com, Selasa (12/4).
Simbol burung Merpati itu dinilai hanya akan memicu pro dan kontra di tengah masyarakat. Sebab masyarakat Minang begitu sensitif dengan simbol-simbol yang berkaitan dengan agama tertentu. Apalagi hal itu di luar dari simbol agama masyarakat yang mayoritas Muslim. “Saya pikir adanya lambang burung merpati akan memicu pro dan kontra di masyarakat. Sumbar seakan kehilangan jati diri, identitas dan kehilangan arah," lanjutnya.
Sementara pembangunan tugu ini diprakarsai oleh adanya program nasional Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2016 atau kegiatan latihan TNI Angkatan Laut yang diikuti 35 negara. Tahun ini Padang ditunjuk menjadi tuan rumah kegiatan tersebut. Tugu ini bahkan telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Selasa, 12 April 2016 kemarin.
Seperti dikutip dari Katasumbar.com, arti simbol burung Merpati yang disematkan di tugu tersebut adalah sebuah bentuk perdamaian yang sangat rentan. Bentuk burung Merpati yang sengaja dibuat dengan teknik origami atau lipatan kertas ala Jepang bermakna bahwa jika terlalu banyak pihak berkepentingan untuk mengganggu, maka kedamaian akan rapuh laksana sehelai kertas. Dengan makna mendalam inilah Pemko Padang berharap agar semua pihak berupaya untuk menjaga perdamaian bersama.
Sementara belum ada informasi mendalam terkait tudingan adanya intervensi pihak tertentu yang dengan sengaja memilih simbol burung Merpati tersebut. Untuk itu, mari berdoa agar kota-kota yang masih begitu sentimen terhadap keberagaman dan yang menutup diri terhadap nilai-nilai pluralisme dijamah Tuhan.