Salah satu topik pembahasan pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dengan Presiden Republik Korea Park Geun-hye, hari Senin (16/5) malam di Istana Kepresidenan Cheong Wa Dae, Seoul, adalah membahas masalah Semenanjung Korea dan masalah nuklir Korea Utara.
Presiden Jokowi dalam keterangannya menegaskan, pemerintah Indonesia meminta kepada Korea Utara agar mematuhi resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
"Kita juga sepakat bahwa keamanan dan stabilitas keamanan adalah mutlak, termasuk di Semenanjung Korea. Dan Indonesia meminta kepada Korea Utara untuk mematuhi semua resolusi dewan keamanan PBB," kata Jokowi sebagaimana dikutip VOA, hari Selasa (17/5).
Presiden menambahkan, pertukaran informasi intelijen dan kerjasama memerangi terorisme juga menjadi kesepakatan bersama Indonesia-Korea Selatan.
"Presiden Park dan saya juga sependapat pentingnya peningkatan kerjasama internasional dalam memerangi terorisme. Khususnya mengenai pertukaran informasi intelijen dan juga mengatasi penyebab akar masalah," ujarnya.
Kedua negara, lanjut Presiden, juga sepakat untuk menjalin kerjasama di bidang pertahanan industri peralatan militer.
"Saya mengapresiasi kerjasama yang erat antara kedua negara di bidang pertahanan dan industri peralatan militer, seperti program pengembangan kolaborasi pesawat tempur yang sedang berjalan. Kerjasama di bidang tersebut sangat berarti karena hal ini meununjukan eratnya kerjasama strategis antara kedua negara berdasarkan rasa saling percaya," katanya.
Presiden Park Geun-hye mengapresiasi pernyataan Presiden Jokowi terkait masalah Semenanjung Korea, khususnya menyangkut uji coba nuklir Korea Utara.
"Saya mengapresiasi pernyataan resmi Pemerintah Indonesia untuk mengutuk perbuatan Korea Utara seperti uji coba nuklir, peluncuran rudal dan uji coba peluncuran rudal kapal selam. Masyarakat dunia harus mematuhi resolusi dewan keamanan PBB untuk penghapusan nuklir Korea Utara dan bersatu untuk mendukung resolusi tersebut dan bersikap tegas terhadap Korea Utara," katanya.
Presiden Park mengajak Indonesia dan masyarakat dunia mencegah terorisme dan gerakan radikal yang mengancam keamanan sosial masyarakat.
"Kedua pemimpin negara sepakat untuk bersama-sama untuk menanggulangi dan mencegah teror dan radikalisme yang bersifat kejam dan mengancam keamanan sosial masyarakat internasional. Pada KTT hari ini kedua pimpinan negara juga sepakat kerjasama secara berkesinambungan untuk mempertahankan pertahanan dan keamanan masyarakat dunia," katanya.