Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! ( I Korintus 9:24 )
Paulus dalam surat korintus ini, ingin menyamakan pertandingan iman dengan seorang atlet. Setiap atlet pasti memiliki keinginan untuk menjadi juara. Cara yang dilakukan untuk menjadi juara adalah berlari begitu rupa.
Nah bagaimana dengan kehidupan kerohanian kita ?
Yang pertama yang perlu kita sadari adalah siapakah diri kita. Banyak orang tidak menyadari siapa kita maka dia tidak tahu arah apa yang akan kita lakukan, dengan kita mengetahui siapa kita maka kita bisa mengetahui langkah apa yang harus kita raih. Dalam hal ini kita adalah seorang atlet iman. Seorang atlet yang diberi hak dalam mengikuti pertandingan iman.
Yang kedua, kita pun harus memiliki kesadaran bahwa kita harus kerinduan menjadi juara. Tanpa kita menyadari akan kerinduan akan menjadi sang juara maka kita akan mengalir. Kalau kita memiliki kerinduan untuk menjadi juara maka akan terbentuk dari mentalitas kehidupan kita seperti kedisiplinan.
Yang ketiga, teruslah berupaya. Kegagalan dan tidak mengikuti pertandingan adalah dua hal yang berbeda. Kegagalan bisa saja terjadi, banyak faktor yang mempengaruhi. Namun dalam kegagalan dalam mengikuti sebuah pertandingan, masih ada peluang potensi untuk menang.
Namun hal ini tidak terjadi bila tidak ikut pertandingan adalah. Maka sama sekali kita tidak meraih kemenangan dan mendapatkan predikat juara.
Kita masih diberi kesempatan untuk mengikuti pertandingan. Gunakan kesempatan itu untuk berupaya belari meraih garis finish, dan terus berjuang untuk menjadi juara.