Kalimantan

Dewan Gereja Asia Terima Laporan Pelanggaran HAM Berat Papua

Sebuah tim solidaritas pastoral Dewan Gereja-gereja Asia (Christian Conference of Asia/CCA) berkunjung ke Papua baru-baru ini dan mendengarkan kisah-kisah pelanggaran HAM berat dan penindasan mengerikan terhadap Orang Asli Papua di tanah mereka sendiri.

Kunjungan tim solidaritas yang terdiri dari tiga orang itu, dirancang oleh CCA dan berlangsung pada 4 hingga 8 Desember 2017. Menurut penjelasan laman resmi CCA, ini merupakan bagian dari pendampingan pastoral CCA terhadap umat dan gereja-gereja yang berada dalam situasi rentan di Asia.

Selama empat hari kunjungan dan pertemuan intensif, penduduk asli Papua berbagi dengan delegasi CCA tentang represi yang sedang berlangsung dan pelanggaran HAM sistematis di Papua, termasuk berlakunya undang-undang yang menekan kebebasan berbicara dan kebebasan berserikat.

"Impunitas atas pelanggaran HAM oleh polisi dan militer semakin meningkat; UU Otonomi Khusus adalah sebuah kegagalan, karena tidak memenuhi kebutuhan dasar masyarakat asli Papua," demikian salah satu gambaran yang diungkapkan oleh perwakilan masyarakat sipil Papua, yang dilaporkan oleh laman resmi CCA.

"Pemerintah Indonesia secara sistematis membatasi kebebasan pers dan inisiatif orang-orang Papua untuk memantau pelanggaran HAM. Banyak penduduk asli Papua ditangkap dan ditahan karena ungkapan-ungkapan non-kekerasan tentang pendapat politik mereka. Penduduk asli Papua terus menghadapi diskriminasi dan juga serangan kekerasan. Demonstrasi damai sering kali bubar secara paksa. Dalam banyak kasus, peserta tanpa kekerasan ditangkap, ditahan dan disiksa, sementara yang lainnya terbunuh. Banyak tahanan dan aktivis HAM meninggal saat berada dalam tahanan. Laporan tentang penyiksaan dan perlakuan buruk terhadap tahanan politik semakin meningkat. Hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya dilanggar," demikian laporan yang diungkapkan kepada tim CCA.

Uskup Dr. Daniel S. Thiagarajah dari Sri Lanka, seorang uskup anggota komite program CCA, menjelaskan bahwa kunjungan CCA ke Papua merupakan kesempatan untuk mengungkapkan solidaritas kepada masyarakat asli Papua yang sedang berjuang. Kunjungan ini dimaksudkan untuk mendengarkan keluhan mereka atas nama konstituensi anggota CCA dan gerakan ekumenis Asia.

"Kunjungan solidaritas pastoral yang telah lama tertunda ke Papua adalah ungkapan gereja-gereja Asia dan komitmen CCA terhadap gereja anggota CCA di Papua yaitu Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (GKI), dan masyarakat Papua ," kata Pendeta Cindy Huang Shin- Yi, seorang pastor muda dari Gereja Presbyterian Taiwan dan anggota Komite Eksekutif CCA.

Kunjungan delegasi CCA ke Papua meliputi juga pertemuan dengan anggota Parlemen Papua, Kantor Gubernur Papua, interaksi dengan mahasiswa dan staf pengajar Sekolah Teologia Izaak Samuel Kijne ,Jayapura, Staf Sinode GKI serta pertemuan dengan para pemimpin berbagai gereja dan komunitas di Sentani.

Share This Post:
 
Sinode Gereja Kristen
Perjanjian Baru
  • Address:
    MDC Hall, Wisma 76 Lt. 26
    Jl. S. Parman Kav. 76 Slipi
    Jakarta Barat 11410
  • Phone: (+6221) 53690033
  • Fax: (+6221) 53690055
 
 
© 2016. «GKPB MDC