Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; Roma 12:7
Setiap kita pasti memiliki kelebihan, dalam artian sesuatu yang positif dan membanggakan orang lain dalam bentuk bakat atau talenta, hingga kemampuan secara spiritual yang disebut dengan karunia.
Dalam karunia spiritual, tak jarang kita menyombongkan diri karena merasa kita yang memiliki dan berasal dari kemampuan yang kita asah. Memang tidak menutup mata, bahwa kemampuan karunia pun harus kita asah atau latih.
Namun, tahukan kita bahwa setiap kemampuan karunia yang diperoleh bukan untuk kita tapi untuk melayani. Alkitab menuliskan bahwa yang memiliki kemampuan mengajar baiklah dia mengajar - yang memiliki kemampuan melayani baiklah dia melayani. Dengan kata lain, tidak ada yang lebih utama, unggul dan special dalam hal karunia.
Tak jarang saya menyumpai bahwa ada gereja yang menganggap denominasinya lebih penting-berharga dan yang lain salah karena gereja nya memiliki karunia (panggilan) dari Allah, sehingga memandang setengah mata gereja tersebut.
Harusnya kita menyadari selain dari panggilan, Allah juga memberikan sebuah kebutuhan rohani dari karunia yang lain, yang melengkapi kesempurnaan kita. Yang menjadi kendala adalah kesombongan kita untuk tidak mau melayani dan bersedia untuk dilayani.