Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Roma 12:1)
Tindakan yang sering kita lakukan berulang-ulang maka pada umumnya akan kehilangan makna dari apa yang kita kerjakan sebagai contoh makan. Sehari kita makan minimal 3 kali, kita tidak akan merasakan bagaimana makna dari makan sebelum kita benar-benar dalam kondisi yang kritis dari bahan makanan. Dalam kondisi yang demikian kita baru tahu begitu berharganya makan tersebut.
Setiap hari minggu kita datang ke gereja. Berminggu-minggu, berbulan-bulan, hingga bertahun-tahun kita datang ke gereja, mungkin sudah tak terhitung lagi berapa banyak kita sudah datang ke gereja.
Apakah tindakan yang kita lakukan tersebut untuk datang ke gereja telah menghilangkan makna atau menambah makna dari ibadah kita ? ini pertanyaan yang harus kita jawab.
Coba kita mengingat bagaimana minggu akhir ini saat kita datang ke gereja ? apakah kita bersemangat datang ke gereja ?, apakah kita menyanyikan lagu dengan sepenuh hati?, apakah kita mendengarkan pemberitaan firman dengan menyimaknya dengan sungguh-sungguh? dan apakah kita telah mempersiapkan persembahan minggu dengan persiapannya ? Sekarang, coba kita bandingkan bagaimana pertama kalinya anda datang ke gereja pada saat anda mengalami kasih Allah yang mula-mula ? Apakah mengalami perbedaan.
Kita diingatkan pada hari ini supaya kita mempersembahkan tubuh ini, selama kita masih hidup sebagai ibadah kita bagi Tuhan, khususnya pada ibadah kita di hari minggu.