Luar Negeri

Di Kampung Maria Magdalena Ditemukan Alat Ritual Yahudi

Sebuah hiasan era Bait Allah Kedua—sekop kemenyan perunggu dan kendi perunggu—baru-baru ini ditemukan di lokasi Alkitab Magdala, di tepi Laut Galilea. Otoritas Purbakala Israel mengumumkan Selasa (5/4).

Desa Magdala—disebut di Lukas 24:10—adalah kampung Maria Magdalena. Maria yang dibebaskan dari kerasukan roh jahat oleh Yesus adalah salah satu saksi awal kebangkitan Yesus. Kisah dramatisnya dicatat di Yohanes 20:11-18. Ada juga yang menyebut Maria Magdalena ini sama dengan perempuan yang mengurapi Yesus dengan minyak narwastu beberapa waktu sebelum Yesus disalibkan.

Artefak berumur 2.200 tahun ini ditemukan selama penggalian yang dilakukan di situs arkeologi di pantai barat dari Kinneret (Danau Galilea). Barang-barang itu terletak di lantai batu di gudang dekat dermaga desa nelayan. Kemungkinan milik keluarga Yahudi lokal, kata arkeolog.

Sekop ritual yang digunakan dalam praktik pemujaan Yahudi untuk membakar kemenyan di Bait Suci di Yerusalem. Sekop itu digambarkan dalam ikonografi Yahudi kontemporer sebagai salah satu artikel yang terkait dengan Bait Allah.

Dina Avshalom Gorni, arkeolog Otoritas Purbakala Israel yang memimpin penggalian, mengatakan bahwa sekop kemenyan adalah salah satu penemuan dari tanah Israel selama periode tersebut.

“Pada awal studi, kami mengasumsikan bahwa sekop hanya digunakan sebagai objek pemujaan untuk membalik bara dan kemenyan yang digunakan dalam upacara ritual,” kata Gorni dalam sebuah pernyataan. “Selama bertahun-tahun, sekop kemenyan ditemukan tanpa konteks pemujaan. Memang, sekop kemenyan juga digunakan sebagai alat sehari-hari.”

Tahun lalu ekskavasi oleh Universitas Ibrani di Khirbet el-Eika menemukan sekop kemenyan berbentuk kepala bebek dari konteks pagan.

Otoritas Purbakala Israel mulai penggalian ekstensif di Magdala setelah pembangunan hotel baru mengangkat benda kuno pada tahun 2009. Dalam kemitraan dengan Dr. Marcela Zapata-Meza dari Universitas Anahuac di Meksiko, penggalian telah menemukan sisa-sisa sinagoga, tempat mandi ritual—mikveh, jalan-jalan , pabrik, dan pasar dari masa Bait Allah Kedua. Sejak itu relawan dari seluruh dunia telah mengambil bagian dalam penggalian.

“Para relawan benar-benar senang,” kata Eyad Bisharat, seorang arkeolog Otoritas Purbakala yang mengawasi situs,. “Bahkan veteran ekskavator pun sangat bersemangat karena tidak setiap hari dapat mengungkap artefak langka seperti ini, dan dalam keadaan lestari.”

Bait Allah Kedua

Bait Allah Kedua dibangun kira-kira pada abad keempat sebelum Masehi. Bait Allah pertama dibangun oleh Raja Salomo, tetapi dihancurkan oleh Kerajaan Babilonia saat menyerbu Kerajaan Yehuda dan menghancurkan Yerusalem serta membuang sebagian besar penduduk ke Babel pada abad kelima SM.

Dibangun oleh Nehemia, Bait Allah ini diperindah dan diperluas oleh raja Herodes Agung pada tahun 20 sM dan terus dibangun selama masa Yesus melayani di dunia. Renovasi Bait Allah yang memakan waktu sekitar 90 tahun ini dihancurkan oleh Jenderal Vespasianus pada tahun 70 Masehi. (TimesofIsrael)

Share This Post:
 
Sinode Gereja Kristen
Perjanjian Baru
  • Address:
    MDC Hall, Wisma 76 Lt. 26
    Jl. S. Parman Kav. 76 Slipi
    Jakarta Barat 11410
  • Phone: (+6221) 53690033
  • Fax: (+6221) 53690055
 
 
© 2016. «GKPB MDC