Luar Negeri

Bukan Bagi-bagi Harta, Isi Wasiat Billy Graham Minta Keluarga Teruskan Pemberitaan Injil

Kecintaannya pada Tuhan Yesus Kristus dan pemberitaan Injil seperti sudah mendarah daging dalam diri Billy Graham, karena ia telah memikirkan bagaimana pemberitaan Injil harus terus berjalan setelah ia tiada. Dalam surat wasiatnya yang baru-baru ini dirilis, Graham berpesan agar anak dan cucunya menjaga warisan utamanya yaitu mengusahakan agar pemberitaan Injil tetap berlangsung.

Billy Graham yang meninggal dunia pada usia 99 tahun tersebut mengawali surat wasiatnya dengan memuji istrinya Ruth sebagai “seorang Kristen yang luar biasa” yang pernah ia kenal. Graham juga mengungkapkan bahwa dia menemukan “sukacita dan kedamaian” dalam imannya kepada Tuhan sejak ia remaja.

“Aku meminta anak-anakku dan cucu-cucuku menjaga dan mempertahankan dengan segala upaya, berapapun harganya dengan pengorbanan pribadi berkat dari dokrin Penebusan yang sempurna dari dosa melalui darah Tuhan Yesus Kristus yang sudah dipersembahkan, dan hanya melalui itu saja. Aku mendorong kamu semua berjalan bersama Tuhan dalam kehidupan yang terpisah dari dunia dan menjaga nilai-nilai kekal ini.”

Ia juga mendorong keluarganya untuk terus membaca Alkitab setiap hari dan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juru Selamat. Billy Graham menyadari bahwa hidup di dunia ini hanya sebentar, dan mengingat kembali pertama kali ia mengajak Ruth berkencan pada Desember 1940, kurang dari tiga tahun sebelum mereka menikah.

“Karena Kristus, ibumu dan aku menikmati kehidupan yang indah, menyenangkan dan penuh sukacita bersama,” demikian tulisanya. Walaupun demikian ia mengakui bahwa sama seperti pasangan lain, mereka pun menghadapi masalah dan persoalan. Ia berterima kasih atas pengabdian, cinta, kesetian dan pengorbanan yang dilakukan istrinya itu.

Ia pun berpesan pada keluarganya bahwa 10 persen dari harta peninggalannya harus diberikan kepada “pekerjaan Tuhan”, hal ini sudah menjadi kesepakatan Graham dan Ruth sejak awal pernikahan mereka.

Billy Graham juga mengungkapkan bahwa awal pelayanannya hidup mereka sederhana, namun dalam berjalannya waktu ia menghadapi dilema tentang standar seorang hamba Tuhan harus hidup. Ia merasa telah melakukan yang terbaik yang ia bisa, untuk itu ia meminta keluarganya agar juga bisa menjadi bendahara yang baik atas apa yang ia wariskan.

Billy Graham dikenal sebagai seorang pengijil internasional yang hidup dengan sederhana sekalipun ia sukses dalam pelayanan. Sikap dan gaya hidupnya terpancar dari apa yang ditulis di batu nisannya:

“Billy Graham
Pengkotbah dari Injil Tuhan Yesus Kristus
Yohanes 14:6”

Isi dari ayat tersebut adalah : “Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Sumber : Christianpost.com

Share This Post:
 
Sinode Gereja Kristen
Perjanjian Baru
  • Address:
    MDC Hall, Wisma 76 Lt. 26
    Jl. S. Parman Kav. 76 Slipi
    Jakarta Barat 11410
  • Phone: (+6221) 53690033
  • Fax: (+6221) 53690055
 
 
© 2016. «GKPB MDC