Sebab, pihak berwenang mengatakan mereka tidak bisa membuktikan keaslian iman Kristen mereka dengan menjawab pertanyaan dasar Alkitab, seperti mengucapkan Sepuluh Perintah Allah—Dasa Titah.
BBC News melaporkan pada Minggu (5/6) bahwa semua anggota parlemen bidang kebebasan beragama internasional membela para pengikut baru Yesus Kristus ini. Mereka beralasan bahwa meminta trivia Alkitab untuk membuktikan iman seseorang tidak adil dan tidak benar-benar menunjukkan iman seseorang.
Salah satu pria yang diidentifikasi sebagai Mohammed, seorang Kristen baru dari Iran, mengatakan bahwa ia meminta suaka ke Inggris Raya setelah ia melarikan diri dari penganiayaan di kampung h tetapi permohonannya ditolak setelah wawancara gagal.
“Satu pertanyaan mereka menurut saya sangat aneh—apa warna sampul Alkitab,” katanya. “.. Saya tahu ada warna yang berbeda. Yang saya punya adalah merah. Mereka menanyakan hal-hal yang tidak dapat saya jawab. Misalnya, menyebutkan Dasa Titah. Saya tidak semuanya hafal.”
Menurut pedoman wawancara, pekerja sosial hanya diminta untuk diminta “menanyakan pengetahuan dasar” untuk membuktikan bahwa pemohon benar-benar mengungsi dari penganiayaan.
Baroness Berridge, yang mengepalai kelompok parlemen di belakang laporan ini, memperingatkan bahwa sistem ini pun dapat dengan mudah dimanfaatkan. Sebab, jawaban itu dapat diingat oleh siapa saja, sementara orang-orang Kristen sejati pun bisa melupakan fakta dan perincian pengetahuan umum itu.
“Ketika sistem bergerak untuk bertanya tentang realitas hidup dari iman seseorang orang, kita kemudian menemukan bahwa pekerja sosial, yang membuat keputusan tentang hidup atau mati orang-orang ini, tidak benar-benar didukung dan dilatih dengan baik,” Berridge menjelaskan.
Berbagai gereja Kristen di seluruh Eropa telah melaporkan meningkatnya jumlah pengungsi yang memilih menjadi Kristen, dengan pembaptisan massal terjadi pada beberapa kesempatan. Tetapi, sudah ada pertanyaan tentang bagaimana kehidupan asli para petobat baru itu. Dan, ada pertanyaan apakah mereka mengubah agama hanya untuk meningkatkan peluang mereka tinggal di Eropa.